ASIA
3 menit membaca
Kamboja 'membalas' serangan dalam bentrokan perbatasan dengan Thailand: mantan PM
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyerukan kepada Thailand untuk menyelesaikan sengketa perbatasan antara kedua negara secara damai.
Kamboja 'membalas' serangan dalam bentrokan perbatasan dengan Thailand: mantan PM
Kamboja membalas dalam bentrokan perbatasan dengan Thailand: mantan PM / AP
sejam yang lalu

Pemimpin berpengaruh Kamboja, Hun Sen, mengatakan pada Selasa bahwa negaranya telah melakukan pembalasan dalam bentrokan perbatasan yang kembali memanas dengan tetangganya, Thailand, setelah Phnom Penh membantah melakukan tembakan balasan selama dua hari.

"Setelah bersabar lebih dari 24 jam untuk menghormati gencatan senjata dan memberi waktu untuk mengevakuasi orang-orang ke tempat aman, tadi malam kami membalas dengan lebih banyak (respons) tadi malam dan pagi ini," kata presiden Senat dan mantan perdana menteri Hun Sen dalam sebuah posting di Facebook.

"Pasukan kami harus bertempur di semua titik yang diserang musuh," katanya, seraya memerintahkan pasukan untuk "menerapkan strategi untuk menghancurkan pasukan musuh".

"Sekarang kami berperang untuk membela diri lagi," tambahnya.

Lima hari pertempuran musim panas ini antara kedua negara Asia Tenggara itu menewaskan 43 orang dan mengungsikan sekitar 300.000 di kedua sisi perbatasan sebelum gencatan senjata diberlakukan.

Pertempuran yang kembali terjadi pekan ini telah menewaskan enam warga sipil Kamboja dan seorang tentara Thailand, serta melukai lebih dari 20 orang.

Kedua negara saling menyalahkan atas bentrokan baru-baru ini, yang menyaksikan Thailand melancarkan serangan udara dan menggunakan tank terhadap tetangganya pada hari Senin.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, pada hari Senin menyatakan bahwa pasukan Kamboja tidak membalas serangan Thailand.

TerkaitTRT Indonesia - Kamboja dan Thailand saling tuding atas bentrokan baru di perbatasan saat kesepakatan damai goyah

Perdana Menteri Kamboja menyerukan penyelesaian secara damai

Sementara itu, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mendesak Thailand pada hari Senin untuk menyelesaikan sengketa perbatasan antara kedua negara secara damai.

"Jika Thailand benar-benar mencintai perdamaian dan menghargai tanahnya seperti halnya Kamboja, maka pemerintah dan militer Thailand seharusnya menempuh penyelesaian damai atas masalah perbatasan dengan menggunakan mekanisme yang telah disepakati dan saat ini diterapkan oleh kedua pihak," ujar Manet.

Manet mengatakan, menurut kantor berita milik negara Agence Kampuchea Presse.

Pernyataan itu disampaikan menyusul bentrokan setelah Thailand menuduh Kamboja melakukan serangan perbatasan, yang menewaskan seorang tentara Thailand dan melukai empat lainnya, sehingga mengancam gencatan senjata rapuh yang dimediasi pada akhir Juli oleh Presiden AS Donald Trump, dengan pernyataan yang diperluas ditandatangani oleh kedua negara akhir Oktober di KTT ASEAN di Kuala Lumpur, yang disaksikan Trump.

"Saya sungguh berharap pihak Thailand, yang selalu mengklaim dirinya negara pencinta damai yang menghormati hukum internasional, akan terus menggunakan cara-cara damai dan sesuai hukum dalam melakukan survei dan demarkasi batas darat untuk menentukan kedaulatan masing-masing negara," katanya.

Sengketa antara kedua tetangga meningkat menjadi bentrokan mematikan pada Juli, mengungsikan ribuan orang.

Kamboja dan Thailand menandatangani perjanjian gencatan senjata di Kuala Lumpur pada 26 Oktober di sela-sela KTT ASEAN, disaksikan oleh Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang membantu menjadi perantara gencatan senjata, dalam upaya menyelesaikan sengketa perbatasan yang sudah lama berlangsung.

TerkaitTRT Indonesia - Trump menelpon Thailand, Kamboja untuk memperkuat kesepakatan perdamaian setelah bentrokan terbaru
SUMBER:AFP, AA