Ribuan warga Iran kembali memadati jalan-jalan utama di Teheran setelah muncul laporan bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat. Sepekan lalu, arus lalu lintas justru berlawanan arah, ketika warga ibu kota berbondong-bondong meninggalkan kota, terutama setelah ancaman serangan dari Presiden Trump. Kini, banyak yang kembali dengan harapan situasi akan membaik.
Namun seperti dicatat The Guardian, kehidupan di Teheran tetap dipenuhi ketegangan, gangguan, dan ketidakpastian.
Anahita, seorang perempuan berusia 30-an yang tinggal di Teheran, menceritakan kepada media Inggris itu bagaimana minggu terakhir telah mengguncang warga kota.
“Internet mati selama tiga hari. Kami tidak tahu kota mana yang diserang atau di mana evakuasi diumumkan. Orang-orang benar-benar ketakutan,” kata warga Teheran tersebut.
Serangan Israel beberapa jam sebelum gencatan senjata diumumkan menyebabkan kerusakan besar di Teheran dan kota-kota lainnya, serta menewaskan sembilan orang di provinsi Gilan.
Televisi pemerintah Iran telah mengonfirmasi adanya gencatan senjata, tetapi banyak warga masih khawatir perang akan terus berlanjut.
“Bom belum benar-benar berhenti,” ujar Anahita. “Banyak teman saya kembali ke kota hanya karena mereka harus bekerja. Mereka tidak bisa tinggal di luar Teheran terlalu lama.”
Keamanan di jalan-jalan diperketat, dengan pos pemeriksaan dan polisi yang memeriksa kendaraan serta ponsel warga. Televisi pemerintah melaporkan puluhan penangkapan atas tuduhan spionase dan kolaborasi dengan Israel.
“Hari ini mereka umumkan penangkapan dan eksekusi,” kata Anahita. “Itu menakutkan. Bahkan jika seseorang bersalah, seharusnya tetap ada pengadilan yang adil.”
Warga juga takut perang kembali pecah, kali ini dengan keterlibatan langsung Amerika Serikat.
“Kami khawatir fasilitas nuklir seperti di Bushehr akan diserang lagi. Itu bisa memicu bencana seperti Chernobyl,” ujar narasumber The Guardian tersebut.
Gencatan senjata antara Israel dan Iran diumumkan setelah operasi militer AS yang, menurut Donald Trump, berhasil menghancurkan target-target utama milik Iran. Gedung Putih menyatakan telah “menghilangkan ancaman nuklir dan balistik” dan memperingatkan akan ada respons keras jika gencatan senjata dilanggar.





















