DUNIA
2 menit membaca
Inggris dan AS jatuhkan sanksi pada jaringan penipuan perdagangan manusia di Asia Tenggara
Departemen Keuangan AS menyebut langkah ini sebagai tindakan terbesar di Asia Tenggara, menargetkan 146 orang dalam organisasi kriminal Prince Group yang juga disanksi oleh Inggris.
Inggris dan AS jatuhkan sanksi pada jaringan penipuan perdagangan manusia di Asia Tenggara
Korban pusat penipuan yang ditipu atau diperdagangkan untuk bekerja di Myanmar. / Reuters Archive
9 jam yang lalu

Inggris dan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap jaringan multinasional di Asia Tenggara yang dituduh mengoperasikan pusat penipuan daring berskala besar dengan memanfaatkan pekerja hasil perdagangan manusia untuk menipu korban di seluruh dunia.

Pemerintah Inggris mengatakan pusat-pusat tersebut, yang berlokasi di Kamboja, Myanmar, dan beberapa negara lain di kawasan, menggunakan iklan lowongan palsu untuk menjebak para pekerja yang kemudian dipaksa melakukan penipuan daring di bawah ancaman penyiksaan.

Modusnya termasuk menjebak korban dalam hubungan asmara palsu sebelum membujuk mereka menanamkan dana besar ke dalam platform investasi kripto fiktif.

“Mereka yang menjadi dalang di balik pusat penipuan kejam ini telah menghancurkan kehidupan banyak orang rentan dan membeli properti di London untuk menyimpan uang mereka,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper pada Selasa.

Departemen Keuangan AS menyebut langkah tersebut sebagai tindakan terbesar yang pernah dilakukan di Asia Tenggara, dengan menargetkan 146 individu yang terlibat dalam organisasi kriminal Prince Group — yang juga disanksi oleh Inggris.

Sanksi dari Inggris mencakup enam entitas dan enam individu, termasuk Ketua Prince Group, taipan Tionghoa-Kamboja Chen Zhi, yang dituduh AS dan Inggris mengawasi pembangunan kompleks yang digunakan untuk menjalankan operasi penipuan daring.

Chen, 38 tahun, didakwa pada 8 Oktober di pengadilan federal Brooklyn atas tuduhan konspirasi penipuan siber dan pencucian uang, menurut dokumen pengadilan yang dipublikasikan pada Selasa.

Jaksa AS mengatakan Chen dan rekan-rekannya menjalankan kamp kerja paksa di Kamboja, di mana orang-orang ditahan secara ilegal dan dipaksa melakukan penipuan investasi kripto.

Chen kemudian diduga mencuci hasil kejahatan tersebut melalui perusahaan judi daring dan penambangan kripto.

Jaksa mengatakan mereka telah menyita sekitar 127.271 bitcoin — senilai $14,2 miliar — yang dapat ditelusuri berasal dari tindak kejahatan tersebut.

Mereka kini tengah meminta persetujuan pengadilan untuk mengambil alih bitcoin tersebut secara permanen, dalam apa yang disebut sebagai kasus penyitaan terbesar dalam sejarah Departemen Kehakiman AS.

Prince Group dan Chen belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

SUMBER:TRT World & Agencies