ASIA
2 menit membaca
Bangladesh dan WFP desak lebih banyak pendanaan untuk membantu 1,3 juta pengungsi Rohingya
Penasihat kepala Bangladesh dan direktur eksekutif sementara WFP bertemu di Roma untuk membahas kebutuhan pendanaan mendesak karena bantuan pangan untuk Rohingya tetap berada di bawah tekanan yang parah.
Bangladesh dan WFP desak lebih banyak pendanaan untuk membantu 1,3 juta pengungsi Rohingya
Seorang anak pengungsi Rohingya berlari menuruni tangga kamp pengungsi di Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Agustus 2025. / Reuters
15 Oktober 2025

Penasihat Utama Bangladesh, Muhammad Yunus, bertemu pada hari Selasa di Roma dengan Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), Carl Skau, di mana mereka menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengamankan pendanaan tambahan guna mendukung pengungsi Rohingya yang tinggal di Bangladesh.

Skau menemui Yunus di sebuah hotel di ibu kota Italia, menurut pernyataan dari kantor Yunus.

Dalam pertemuan tersebut, Skau menyatakan bahwa isu Rohingya tetap menjadi salah satu agenda utama badan PBB tersebut karena adanya kebutuhan mendesak untuk pendanaan bagi para pengungsi Rohingya.

Ia juga menegaskan kembali komitmen badan tersebut untuk memobilisasi bantuan pangan bagi 1,3 juta pengungsi Rohingya yang berlindung di distrik Cox’s Bazar di sepanjang pantai tenggara Bangladesh, sebagian besar dari mereka melarikan diri dari tindakan keras militer Myanmar pada tahun 2017.

TerkaitTRT Indonesia - Rohingya tidak butuh lebih banyak bantuan, mereka hanya ingin pulang

Kedua pihak juga membahas potensi untuk mendapatkan pendanaan dari sumber-sumber baru, termasuk negara-negara kaya dan lembaga keuangan multilateral.

Namun, Skau menyebutkan bahwa setelah adanya komitmen bantuan kemanusiaan baru, termasuk dari AS dan Inggris, WFP akan terus memberikan tunjangan pangan bulanan sebesar $12 kepada setiap pengungsi Rohingya.

Sebelumnya, program pangan PBB tersebut memangkas setengah dari jatah makanan untuk para pengungsi akibat kekurangan pendanaan yang parah, yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk langkah pemerintah AS untuk mengurangi dukungan kepada Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), salah satu penyedia dukungan utama bagi para pengungsi.

Pertemuan tersebut juga membahas situasi kelaparan yang sedang berlangsung di Gaza dan Sudan serta tantangan yang semakin besar dalam memobilisasi dana untuk memerangi kelaparan global yang memengaruhi puluhan juta orang.

Skau juga menyebutkan upaya WFP yang sedang berlangsung untuk mengirimkan ratusan truk makanan ke Gaza di tengah meningkatnya ketidakamanan pangan yang memengaruhi hampir 300 juta orang secara global.

TerkaitTRT Indonesia - Delapan tahun setelah genosida, Rohingya masih belum memiliki jalan pulang

SUMBER:AA