Parlemen negara bagian Australia New South Wales akan kembali bersidang minggu depan untuk membahas undang-undang mendesak mengenai pengendalian senjata api pasca-penembakan mematikan di Bondi dan mempertimbangkan reformasi terkait protes, kata Premier Chris Minns pada hari Rabu.
Pelaku yang diduga ayah dan anak menembaki perayaan Hanukkah komunitas Yahudi di pantai Bondi yang terkenal di Sydney pada hari Minggu, dalam serangan yang mengguncang negara tersebut dan memperkuat kekhawatiran tentang meningkatnya antisemitisme dan ekstremisme kekerasan.
Pemakaman korban yang beragama Yahudi dari serangan hari Minggu dimulai pada hari Rabu, di tengah kemarahan terkait bagaimana para penembak - salah satunya sempat diselidiki karena dugaan hubungan dengan kelompok ekstremis - bisa mengakses senjata api berdaya tembak tinggi.
Chris Minns, Premier negara bagian New South Wales tempat serangan itu terjadi, mengatakan dalam konferensi pers bahwa parlemen akan kembali pada 22 Desember untuk membahas reformasi 'mendesak', termasuk pembatasan jumlah senjata api yang boleh dimiliki oleh satu orang dan membuat beberapa jenis shotgun lebih sulit diakses.
Pemerintah negara bagian juga akan meninjau reformasi yang membuat penyelenggaraan protes jalanan besar-besaran setelah peristiwa teror menjadi lebih sulit, guna mencegah meningkatnya ketegangan.
'Kita memiliki tugas yang sangat besar di depan kita. Ini sangat berat,' katanya.
'Ini tanggung jawab besar untuk menyatukan komunitas. Saya pikir kita membutuhkan musim panas yang tenang dan kebersamaan, bukan perpecahan.'
Tersangka penembak yang selamat akan segera didakwa
Sajid Akram, 50 tahun, ditembak mati oleh polisi di lokasi, sementara putranya yang berusia 24 tahun, Naveed Akram, sadar dari koma pada Selasa sore setelah juga ditembak oleh polisi.
Perdana Menteri Anthony Albanese sebelumnya mengatakan pada hari Rabu bahwa penembak yang selamat akan didakwa dalam beberapa jam, namun Komisaris Polisi New South Wales Mal Lanyon mengatakan dalam konferensi pers bahwa kepolisian masih menunggu obat-obatan itu habis efeknya sebelum melakukan pemeriksaan resmi terhadapnya.
Akram masih dirawat di sebuah rumah sakit di Sydney di bawah pengawalan ketat polisi.
Pria-pria yang dituduh melakukan serangan hari Minggu telah melakukan perjalanan ke selatan Filipina beberapa minggu sebelum penembakan.
















