Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendorong proses perdamaian dan stabilitas di Libya melalui penguatan hubungan bilateral kedua negara. Sikap tersebut disampaikan dalam Sidang Bersama RI–Libya ke-2 yang digelar di Jakarta, Senin (15/12/2025).
Sidang ini dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Muhammad Anis Matta dan Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Libya Urusan Migrasi dan Warga Negara di Luar Negeri Emhamed Saeed Zidan, dengan dihadiri perwakilan instansi terkait dari kedua pihak.
“Saya kira semua pihak sadar bahwa perang bukan jalan-jalan penyelesaian. Sekarang waktunya melakukan rekonsiliasi,” ujar Wamenlu Anis menekankan dukungan Indonesia pada proses perdamaian di Libya.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Libya meninjau perkembangan hubungan bilateral sekaligus membahas langkah konkret untuk memperluas kerja sama di sejumlah sektor prioritas. Bidang yang menjadi fokus meliputi ekonomi dan perdagangan, koordinasi politik dan diplomatik, kesehatan, pendidikan teknis dan vokasional, serta investasi.
Kedua delegasi sepakat untuk mengaktifkan kembali berbagai perjanjian dan nota kesepahaman yang telah ada, memperluas cakupan kerja sama, serta memperkuat komunikasi dan sinergi antara lembaga sektor publik dan swasta.
Upaya ini dinilai penting untuk mendukung kepentingan bersama dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan Libya, sekaligus menciptakan fondasi yang lebih kokoh bagi stabilitas Libya.
Kedua pihak menandatangani nota kesepahaman kerjasama antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan Persatuan Umum Kamar Dagang, Industri, dan Pertanian Libya untuk mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan.
Selain itu, kesepakatan bebas visa untuk passport diplomatik dan dinas juga disetujui.
Menutup sidang, kedua pihak menyambut positif suasana dialog yang konstruktif dan menegaskan komitmen untuk memastikan tindak lanjut atas seluruh kesepakatan yang dicapai, sejalan dengan eratnya hubungan bilateral kedua negara.

















