Raksasa chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia resmi menjadi perusahaan pertama di dunia dengan valuasi 5 triliun dolar pada Rabu, seiring keyakinan investor bahwa teknologi AI akan memicu gelombang baru inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Perusahaan teknologi asal California itu mencatat kenaikan harga saham sebesar 4,91 persen menjadi US$210,90 pada awal perdagangan di Wall Street, mendorong kapitalisasi pasarnya melampaui ambang batas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lonjakan harga saham Nvidia dipicu oleh penjualan yang terus kuat, serangkaian kesepakatan baru—termasuk kemitraan dengan Nokia dari Eropa yang diumumkan Selasa lalu—serta ekspektasi bahwa perusahaan tersebut mungkin segera mendapatkan kembali akses ke pasar China.
CEO Nvidia, Jensen Huang, dijadwalkan berkunjung ke Korea Selatan pekan ini. Ia akan menghadiri pertemuan di sela-sela KTT APEC, di mana Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas isu-isu terkait pengembangan AI.
Ketegangan dagang seputar AI
Pemerintahan Trump mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam menjual chip AI ke Beijing, namun menghadapi skeptisisme mendalam dari kalangan politik AS yang mendorong penerapan larangan lebih ketat terhadap teknologi AI.
Nvidia baru-baru ini mengumumkan sejumlah kemitraan baru, termasuk rencana investasi hingga 100 miliar dolar dalam OpenAI, pembuat ChatGPT, dalam beberapa tahun mendatang.
Perusahaan itu juga menyatakan akan menanamkan modal sebesar 5 miliar dolar pada saingan beratnya yang tengah kesulitan, Intel, sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk mengembalikan lebih banyak produksi semikonduktor ke Amerika Serikat.
Nvidia memproduksi unit pemrosesan grafis (GPU) canggih yang menjadi tenaga utama di balik sebagian besar sistem AI generatif, termasuk ChatGPT dan berbagai model bahasa besar lainnya.







