Indonesia dan Republik Kongo telah bergerak untuk memperdalam kerja sama lingkungan, kedua negara sepakat untuk bekerja sama dalam memulihkan lahan gambut tropis. Kesepakatan ini berlangsung di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belém, Brasil.
Kesepakatan ini dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup masing-masing negara, Menteri Hanif Faisol Nurofiq dan Arlette Soudan-Nonaul.
Hanif mengatakan kedua negara akan membentuk forum bersama yang berfokus pada restorasi lahan gambut, sebuah inisiatif yang ia yakini akan memperkuat posisi mereka dalam negosiasi iklim global dan membantu memastikan "integritas karbon" dalam upaya pengurangan emisi.
Ia menambahkan bahwa Indonesia sedang mengoordinasikan perjanjian yang lebih luas yang melibatkan tiga negara lain—Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, dan Peru—untuk mengeluarkan pernyataan bersama di Paviliun Indonesia selama COP30.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk menghasilkan kredit karbon berkualitas tinggi dari lahan gambut yang telah direstorasi, sebuah langkah yang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi melalui perdagangan karbon. Menetapkan target nilai ekonomi yang jelas untuk transaksi karbon sangatlah penting, ujar Hanif, seraya menambahkan bahwa upaya tersebut sejalan dengan Peraturan Presiden No. 110/2025 tentang nilai ekonomi karbon dan pengendalian emisi nasional.
Indonesia menargetkan transaksi sebesar 90 juta ton CO2, setara dengan sekitar Rp16 triliun (US$929 juta) selama COP30. Untuk membantu mencapai target ini, sesi "Seller Meet Buyer" diadakan setiap hari di Paviliun Indonesia untuk menghubungkan penjual karbon dengan calon pembeli dan investor.
Selain berfungsi sebagai pasar, paviliun ini juga menyoroti diplomasi hijau Indonesia dan strategi iklim lintas sektor, mulai dari kehutanan dan energi hingga industri dan pengelolaan limbah.
Menteri Hanif Nurofiq menekankan bahwa diplomasi lingkungan "harus melampaui ruang negosiasi," menegaskan bahwa Indonesia bermaksud untuk memimpin mitra global menuju masa depan yang adil dan rendah emisi.



















