Maskapai nasional Garuda Indonesia akan menerima penambahan modal senilai sekitar $1,4 miliar (Rp23,67 triliun) dari Danantara Asset Management, unit pengelola aset milik sovereign wealth fund, Danantara Indonesia, atau lebih rendah sekitar $400 juta dari rencana awal.
Penyesuaian nilai investasi ini diumumkan Garuda dalam keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada hari Selasa, sebagai bagian dari strategi restrukturisasi keuangan perusahaan.
Penambahan modal tersebut akan dilakukan melalui private placement, dengan penerbitan 315,61 miliar saham Seri D bernilai nominal Rp75 per lembar, yang seluruhnya akan diambil oleh Danantara.
Manajemen Garuda menyebutkan, dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk pemeliharaan armada dan penambahan modal kerja bagi Citilink, anak usaha Garuda yang beroperasi sebagai maskapai berbiaya rendah.
Sebelumnya, Garuda mengumumkan bahwa Danantara akan menyiapkan penambahan modal senilai $1,8 miliar, yang terdiri atas dana segar dan konversi pinjaman menjadi saham. Namun, nilai tersebut kini diturunkan menjadi sekitar $1,43 miliar, atau sekitar Rp23,7 triliun, mengikuti revisi alokasi penggunaan dana.
Sebagian dari investasi tersebut mencakup konversi pinjaman pemegang saham senilai $405 juta berdasarkan perjanjian tertanggal 24 Juni 2025. Mekanisme konversi ini akan menambah kepemilikan Danantara atas saham baru Garuda setelah proses private placement selesai.
Pengurangan nilai investasi ini dikaitkan dengan evaluasi portofolio Danantara terhadap sejumlah perusahaan pelat merah di berbagai sektor. Lembaga tersebut kini menyeimbangkan strategi antara penyertaan modal langsung dan efisiensi operasional agar investasi tetap berkelanjutan.
Penambahan modal dari Danantara diharapkan dapat memperkuat likuiditas, menjaga stabilitas operasional, serta meningkatkan daya saing maskapai di tengah proses pemulihan industri penerbangan.






















