Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Serang selama tiga hari berturut-turut memicu banjir di sejumlah kawasan, memengaruhi ribuan warga dan menghambat aktivitas publik.
Otoritas kebencanaan setempat melaporkan sedikitnya enam kecamatan terdampak, dengan genangan air merendam permukiman, fasilitas umum, serta akses jalan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mencatat banjir mulai terjadi sejak Rabu malam (17/12), menyusul meluapnya Sungai Cidanau dan Sungai Cikalumpang.
Wilayah terdampak tersebar di Kecamatan Padarincang, Gunungsari, Cinangka, Ciomas, Ciruas, dan Kramatwatu. Enam desa yang terdampak signifikan antara lain Citasuk, Padarincang, Batukuwung, Kalumpang, Rancasanggal, dan Ciherang.
Mengutip laporan DetikNews, Sebanyak 695 keluarga atau sekitar 2.125 jiwa dilaporkan terdampak, termasuk kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Tinggi muka air bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga lebih dari satu meter di sejumlah titik terparah.
Di Kampung Sukamaju, Desa Citasuk, air dilaporkan mencapai 50–65 sentimeter di dalam rumah dan sekitar satu meter di luar bangunan, sementara di Desa Rancasanggal genangan berkisar 40–50 sentimeter.
Otoritas mencatat sedikitnya 569 rumah serta sejumlah fasilitas sosial dan keagamaan terdampak banjir. Meski belum ada laporan korban luka atau jiwa, operasi penanganan dihadapkan pada keterbatasan sarana operasional, akses jalan yang terputus, serta cuaca yang masih belum bersahabat.
Tim gabungan yang melibatkan BPBD, TNI, Polri, Tagana, serta aparat kecamatan dan desa dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan pendistribusian bantuan darurat, sebagaimana dilaporkan oleh Antara.
Fokus penanganan diarahkan ke wilayah dengan genangan tertinggi, khususnya di Padarincang dan Cinangka, sembari mengirimkan logistik ke beberapa titik lain seperti Kecamatan Ciruas.
Sebagian warga memilih mengungsi ke rumah kerabat, meski banyak pula yang bertahan di kediaman masing-masing. BPBD mengimbau masyarakat di wilayah rawan untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat curah hujan masih tinggi.
















