Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, TradeAI dirancang untuk memperkuat pengawasan transaksi perdagangan, khususnya dalam mendeteksi praktik under-invoicing, over-invoicing, serta pencucian uang berbasis perdagangan (trade-based money laundering).
Sistem ini akan diintegrasikan dengan CEISA 4.0, platform layanan kepabeanan dan cukai nasional. TradeAI juga dibekali sejumlah fitur utama, antara lain analisis nilai pabean, klasifikasi barang, hingga verifikasi dokumen impor secara otomatis.
Menurut Purbaya, hasil uji coba awal tersebut menjadi tolok ukur awal efektivitas TradeAI dalam meningkatkan pengawasan dan penerimaan negara. Meski nilainya masih terbatas, ia menilai capaian tersebut menunjukkan potensi besar pemanfaatan kecerdasan buatan di sektor kepabeanan.
“Hasilnya memang masih kecil, tapi tidak apa-apa. Setidaknya uji coba awal sudah menghasilkan penerimaan,” kata Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/12), dikutip dari Antara.
Ia menambahkan, pengembangan awal TradeAI dilakukan sepenuhnya menggunakan sumber daya internal Kementerian Keuangan. Perangkat keras dan lunak yang digunakan merupakan fasilitas yang telah tersedia sehingga tidak memerlukan investasi tambahan pada tahap awal.
Namun demikian, untuk pengembangan lebih lanjut, pemerintah memperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp45 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas sistem, akurasi analisis, serta integrasi data yang lebih luas.
Purbaya mengakui, pada tahap awal penerapan, akurasi TradeAI belum akan sempurna. Sistem ini dirancang untuk terus belajar dari data historis yang dimasukkan ke dalam platform sehingga kemampuannya dalam mendeteksi anomali transaksi akan meningkat secara bertahap.
“Setidaknya sudah ada perkiraan awal selisihnya. Kalau realisasinya terlalu jauh dari estimasi, saya bisa langsung cek apakah itu kesalahan manusia atau kesalahan AI,” ujarnya.
Ia menegaskan, pemantauan berbasis kecerdasan buatan akan membantu meningkatkan transparansi dan efisiensi administrasi kepabeanan. Purbaya pun optimistis, dengan penyempurnaan berkelanjutan, tingkat akurasi TradeAI dapat mendekati 100 persen pada tahun depan.















