Departemen Transportasi Amerika Serikat telah menyusun rancangan peraturan untuk melarang maskapai penerbangan China menggunakan wilayah udara Rusia dalam penerbangan menuju AS, menurut laporan Reuters mengacu pada salinan dokumen tersebut.
Rusia menutup wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan AS pada Maret 2022 sebagai tanggapan atas sanksi Barat terkait perang di Ukraina. Pembatasan ini berlaku untuk hampir 40 negara, tetapi tidak mencakup China.
Karena hal ini, maskapai penerbangan China mendapatkan keuntungan dengan menghemat bahan bakar dan mempersingkat waktu penerbangan melalui rute yang melewati wilayah Rusia.
Departemen Transportasi AS menyatakan bahwa larangan terhadap rute tersebut akan menghilangkan ketimpangan antara maskapai penerbangan AS dan China.
Jika peraturan ini diberlakukan, maka akan berdampak pada penerbangan maskapai Air China, China Eastern, Xiamen Airlines, dan China Southern.
Menurut Reuters, pembatasan ini dapat mulai berlaku pada November 2025.
Sebelumnya, Washington menyetujui penerbangan tambahan untuk beberapa maskapai China dengan syarat mereka tidak terbang di atas wilayah Rusia.
Pada tahun 2024, Departemen Perdagangan AS mengumumkan bahwa maskapai penumpang China dapat melakukan hingga 50 penerbangan per minggu antara kedua negara. Sebelum pandemi COVID-19, China mengoperasikan lebih dari 150 penerbangan semacam itu setiap minggunya.
Maskapai penerbangan AS telah berulang kali mengeluhkan hilangnya keunggulan kompetitif akibat larangan menggunakan wilayah udara Rusia.
Seperti yang dilaporkan oleh The New York Times, pada tahun 2023 maskapai penerbangan mulai melobi Gedung Putih dan Kongres untuk menyelesaikan situasi ini.
Larangan Rusia tidak hanya mempersulit penerbangan antara AS dan China, tetapi juga penerbangan ke negara-negara lain di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Maskapai AS harus mengubah rute penerbangan mereka untuk memastikan kemungkinan pendaratan darurat dan mengurangi konsumsi bahan bakar.
Hal ini menyebabkan penurunan jumlah penumpang dan kargo, serta penundaan pembukaan rute baru ke Mumbai, Tokyo, Seoul, dan kota-kota lainnya.
Di tengah pembicaraan antara Rusia dan AS mengenai Ukraina, perwakilan khusus presiden Rusia untuk kerja sama investasi dan ekonomi, Kirill Dmitriev, menyatakan bahwa penerbangan antara kedua negara dapat dilanjutkan sebelum akhir tahun 2025.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow telah mengusulkan kepada Washington untuk mencabut sanksi terhadap Aeroflot sebagai syarat untuk memulihkan penerbangan langsung.
Asisten Presiden Rusia, Yuri Ushakov, mencatat bahwa AS mengaitkan langkah ini dengan kemajuan dalam penyelesaian damai konflik antara Rusia dan Ukraina.