Menteri Luar Negeri RI Sugiono dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke Pyongyang, Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) pada 10–11 Oktober 2025, memenuhi undangan dari Menlu Korea Utara Choe Son-hui.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan diplomatik Indonesia–Korea Utara, serta menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap dialog konstruktif dan kerja sama kawasan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Yvonne Mewengkang, menjelaskan bahwa agenda utama kunjungan ini mencakup pertemuan bilateral antara kedua menteri luar negeri yang akan berlangsung pada 11 Oktober. “Kunjungan ini menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap dialog konstruktif dan hubungan kerja sama dengan berbagai mitra di kawasan,” jelas Yvonne dikutip oleh kantor berita nasional RRI.
Dalam pertemuan bilateral yang diagendakan kedua pihak akan membahas penguatan kerja sama di berbagai bidang, baik bilateral, regional, maupun global, termasuk isu-isu strategis di kawasan Asia Timur.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk terus mengedepankan diplomasi damai dan keterlibatan aktif dengan berbagai mitra internasional, termasuk Korea Utara.

Diplomasi kawasan
Kunjungan Menlu Sugiono ke Pyongyang juga memiliki makna historis, karena menjadi kunjungan pertama Menlu RI ke Korea Utara sejak 2013, saat Menlu Marty Natalegawa melakukan lawatan resmi pada 21–23 Oktober untuk membahas peningkatan hubungan bilateral dan stabilitas kawasan Semenanjung Korea.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Utara sendiri telah terjalin sejak 16 April 1964, dan selama beberapa dekade, kedua negara mempertahankan komunikasi yang stabil di tengah dinamika geopolitik kawasan.
Menlu Sugiono juga dijadwalkan meninjau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Pyongyang, yang sempat ditutup pada tahun 2021 akibat pandemi Covid-19. KBRI resmi dibuka kembali pada Juli 2025, menandai kembalinya kehadiran diplomatik Indonesia secara penuh di Korea Utara.
“Selain memenuhi undangan, Pak Menlu juga akan mengunjungi KBRI Pyongyang di sana,” tutur Yvonne. Ia menambahkan bahwa peninjauan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat infrastruktur diplomatik Indonesia di kawasan strategis Asia Timur.
Menlu Sugiono mempertegas posisi Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Asia Timur, serta menunjukkan konsistensi diplomasi luar negeri Indonesia dalam menjaga hubungan dengan berbagai negara.
