DUNIA
2 menit membaca
Indonesia perkuat kerja sama energi dengan Rusia targetkan capai NZE 2060
Indonesia menempatkan pengembangan PLTN berteknologi SMR di Kalimantan dan Sumatra sebagai salah satu opsi dalam peta jalan energi jangka panjangnya.
Indonesia perkuat kerja sama energi dengan Rusia targetkan capai NZE 2060
Kerja sama energi Indonesia–Rusia ini menandai kerja sama diplomasi energi sebagai anggota BRICS. / Foto: St. Petersburg International Gas Forum
13 jam yang lalu

Indonesia memperluas kemitraan strategis di sektor energi dengan Rusia, termasuk menjajaki kerja sama dengan perusahaan besar dengan Gazprom dan Rosneft, sebagai bagian dari peta jalan menuju target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

Langkah ini disampaikan oleh Satya Hangga Yudha Widya Putra, Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam forum internasional di St. Petersburg, Rusia, pada Jumat (10/10). Ia menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia sekaligus anggota baru BRICS,  terbuka untuk menjalin kolaborasi lintas sektor energi dengan Moskow.

“Indonesia berfokus pada transformasi energi strategis menuju NZE 2060 dan program hilirisasi sumber daya alam secara ambisius,” kata Hangga dalam pernyataannya di Jakarta, pada Minggu dikutip oleh Antara News.

TerkaitTRT Indonesia - Indonesia tetapkan 10 wilayah prioritas proyek pengolahan sampah menjadi energi

Kolaborasi strategis

Hangga menjelaskan bahwa kerja sama dengan Rusia mencakup berbagai bidang penting diantaranya transfer teknologi untuk penemuan gas berskala besar, pengembangan energi nuklir, hingga proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS).

Indonesia menghadapi sejumlah persoalan mendasar diantaranya produksi minyak mentah yang terus menurun, ketergantungan tinggi terhadap impor minyak, produk turunannya serta LPG, dan kapasitas kilang yang terbatas.

Kondisi ini, kata Hangga, memicu kerugian devisa sekitar Rp523 triliun ($31,5 miliar) per tahun, sehingga mempercepat agenda hilirisasi menjadi sangat mendesak.

Sebaliknya, Indonesia masih menjadi eksportir gas alam bersih, sehingga strategi pemerintah difokuskan pada pengurangan ketergantungan impor sambil memanfaatkan kelebihan produksi gas domestik.

Tugas Hilirisasi 

Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, pemerintah membentuk Gugus Tugas Hilirisasi Strategis melalui Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2025.

Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 3.687 gigawatt (GW), namun baru 0,4 persen yang dimanfaatkan. Untuk mempercepat pemanfaatan sumber energi hijau, pemerintah telah meluncurkan program B40 biodiesel tahun 2025 dan menargetkan B50 pada 2026.

Selain itu, CCS/CCUS diposisikan sebagai jalur utama dekarbonisasi. Pemerintah menargetkan 15 proyek beroperasi sebelum 2030, dengan kapasitas penyimpanan CO₂ diperkirakan mencapai 25,5–68,2 miliar ton.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju NZE, Indonesia juga mempertimbangkan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir berbasis Small Modular Reactors (SMR) di Kalimantan dan Sumatra.

Kerja sama energi Indonesia–Rusia ini menandai kerja sama dalam diplomasi energi global Indonesia sebagai anggota BRICS. Fokus pada hilirisasi, CCS, dan teknologi nuklir menjadi langkah penting dalam mencapai NZE 2060 sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi impor.

TerkaitTRT Indonesia - Kementerian ESDM targetkan 80 persen energi mandiri pada 2029

SUMBER:TRT Indonesia & Agensi