Berhasil dengan Rolex dan batangan emas
November menjadi bulan keberuntungan bagi beberapa negara. Pada pertengahan bulan, Donald Trump menurunkan tarif untuk sejumlah barang impor. Khususnya, barang-barang Swiss termasuk dalam daftar yang beruntung.
Trump berbaik hati setelah kunjungan para pengusaha industri dari republik itu. Sebelumnya, Presiden Swiss Karin Keller-Sutter mencoba membujuknya untuk melonggarkan kebijakan, namun percakapan lewat telepon gagal total. “Wanita itu ramah, tetapi tidak mau mendengarkan,” kata Trump dalam siaran CNBC.
Ketika negosiasi tingkat tinggi buntu, republik itu mengganti taktiknya. Mereka mengirim pengusaha lokal ke Gedung Putih.
Dalam delegasi itu termasuk pemimpin grup MKS SA yang berdagang logam mulia, Marwan Sharki. Bergabung dengan dia adalah ketua konglomerat barang mewah Richemont Johann Rupert, salah satu pendiri perusahaan trading Mercuria Daniel Yaggi, dan kepala Rolex Jean-Frédéric Dufour.
Untuk menyenangkan tuan rumah Gedung Putih, para tamu tidak datang dengan tangan kosong. Mereka memberi Trump jam meja Rolex dan sebatang emas berukuran dengan tanda angka 45 dan 47 — sebagai penghormatan atas dua masa jabatan kepresidenan.
Jelas hadiah dan percakapan itu menyenangkan Trump. “Merupakan kehormatan besar bagi saya bertemu dengan perwakilan tinggi Swiss. Kami membahas banyak isu, termasuk yang paling penting, perdagangan dan ketidakseimbangan dagang <...> Saya ingin memuji semua yang hadir atas pekerjaan yang sangat baik,” tulis Trump kemudian di Truth Social.
Menemukan jalan ke hati presiden
Akibatnya, para pengusaha berhasil meredakan kemarahan presiden AS. Washington menurunkan tarif perdagangan untuk barang-barang Swiss menjadi 15%. Sebelumnya tarif itu mencapai 39% — tingkat tertinggi di Eropa.
Namun semua ada harganya. “Swiss karena penurunan tarif kini diwajibkan untuk menginvestasikan $200 miliar ke dalam ekonomi Amerika,” kata analis utama AMarkets Igor Rastorguev kepada TRT dalam bahasa Rusia.
Menurut Axios, Trump menyukai hadiah semacam itu. Hal ini diketahui oleh negara dan perusahaan yang ingin mendapatkan perhatiannya.
Misalnya, pada musim panas CEO Apple Tim Cook mencoba mencari cara menyenangkan presiden Amerika dengan memberi Trump sebuah piring kaca di atas dudukan dari emas murni.
“Mengalahkan rekor Apple tidak mudah, tetapi warga Swiss berhasil melakukannya,” kata seorang perwakilan pemerintahan Trump kepada Axios.
Omong-omong, menurutnya hadiah diterima atas nama perpustakaan kepresidenan. Ini semacam museum tempat para kepala negara AS menyimpan suvenir mahal.
Sebab menurut hukum AS, pejabat pemerintah dilarang menerima hadiah pribadi bernilai lebih dari $480. Semua yang bernilai lebih dari jumlah itu diserahkan ke Badan Arsip dan Catatan Nasional.
Dengan demikian hadiah-hadiah Swiss kepada Trump menjadi sah.
Bukan hanya Swiss
Keringanan dari Trump juga diberikan kepada beberapa negara Amerika Latin. Di antaranya Argentina, Guatemala, El Salvador, dan Ekuador.
Amerika Serikat menurunkan tarif untuk sejumlah produk pertanian. Misalnya kopi, teh, kakao, rempah-rempah, tomat, pisang, jeruk, dan daging sapi.
Kali ini tidak perlu memberikan hadiah kepada Trump. Penurunan tarif dipicu oleh inflasi yang melonjak di dalam negeri.
Seperti dijelaskan Gedung Putih, banyak produk diproduksi di AS dalam jumlah yang tidak mencukupi. Barang-barang itu memang kurang untuk memenuhi permintaan domestik.
“Ketika 74% impor makanan dikenakan tarif, sementara banyak dari barang tersebut tidak diproduksi di dalam negeri, hasilnya dapat diprediksi — masyarakat membayar lebih untuk produk pokok. Harga kopi di AS naik 21% dalam setahun. Untuk daging sapi — hampir 14%,” jelas Rastorguev.
Sementara itu Donald Trump dan pemerintahanannya tidak setuju dengan kritik terhadap kebijakan perdagangan mereka.
Namun mereka mengakui: langkah diperlukan untuk menahan kenaikan harga. Kenaikan harga belakangan ini memicu kekecewaan di kalangan warga Amerika.
“Basis utama pemilih yang memilih Trump adalah orang-orang berpenghasilan rendah dan menengah. Mereka sangat tidak senang dengan lonjakan inflasi saat pemerintahan Biden. Tetapi paradoksnya, justru tarif Trump yang paling banyak berdampak pada kelompok ini. Tarif bersifat inflasioner, terutama pada segmen impor murah. Dan kelompok pemilih inilah yang paling sensitif terhadap kenaikan harga barang-barang tersebut,” kata Wakil Kepala Departemen Perdagangan WhiteBird Yan Pinchuk kepada TRT dalam bahasa Rusia.
Di titik terendah
Akibatnya, semakin banyak orang yang kecewa pada Trump. Tingkat persetujuannya, menurut survei terakhir, turun menjadi 38%. Ini angka terendah sejak kembalinya dia ke Gedung Putih.
Orang Amerika tidak puas dengan kondisi negara. Lebih dari 70% responden menganggap ekonomi AS berada dalam kondisi memprihatinkan. Sedangkan 60% percaya situasi memburuk karena kebijakan Trump.
“Kegagalan Partai Republik dalam pemilihan walikota baru-baru ini, di mana mereka kalah dari Demokrat, menjadi alarm yang mengkhawatirkan. Ini sinyal bagi pemerintahan: jika tidak ada perubahan, pemilihan Kongres 2026 bisa mengikuti skenario serupa,” lanjut sang ahli.
Analis tidak menutup kemungkinan bahwa Donald Trump akan terus menurunkan tarif perdagangan. Hal itu bisa terjadi jika tarif terus menekan harga dan memperburuk situasi konsumen, terutama di kalangan warga berpenghasilan rendah dan menengah.

















