Perusahaan energi Rusia, Lukoil, mengumumkan rencana untuk menjual aset-aset luar negerinya setelah sanksi terbaru yang diberlakukan oleh AS dan Inggris, menurut pernyataan resmi perusahaan tersebut.
"PJSC Lukoil mengumumkan bahwa, akibat penerapan langkah-langkah pembatasan oleh sejumlah negara terhadap perusahaan dan anak perusahaannya, perusahaan ini menyatakan niatnya untuk menjual aset internasionalnya," demikian bunyi pernyataan pada hari Senin, seraya menambahkan bahwa proses peninjauan penawaran dari calon pembeli telah dimulai.
Perusahaan menyatakan bahwa penjualan aset dilakukan berdasarkan lisensi penghentian bertahap yang dikeluarkan oleh Office of Foreign Assets Control (OFAC) dari Departemen Keuangan AS, yang memungkinkan transaksi terbatas dalam jangka waktu tertentu.
Lukoil juga mengindikasikan bahwa mereka mungkin akan mencari perpanjangan lisensi tersebut "untuk memastikan kelangsungan operasi aset internasionalnya."
Sanksi besar
Washington baru-baru ini memberlakukan sanksi pemblokiran terhadap Lukoil dan Rosneft, bersama dengan 34 anak perusahaan mereka, sebagai bagian dari langkah baru Presiden Donald Trump yang menargetkan sektor energi Rusia.
Pemerintah Inggris juga memasukkan Lukoil ke dalam daftar sanksinya pada pertengahan Oktober.
Nilai pasar Lukoil anjlok tajam minggu lalu, menghapus hampir $3,7 miliar setelah pengumuman sanksi tersebut.
Para analis memperingatkan bahwa pembatasan ini dapat semakin melemahkan ekspor energi Rusia dan meningkatkan tekanan pada logistik serta harga.






