BISNIS DAN TEKNOLOGI
2 menit membaca
Indonesia terbitkan obligasi dim sum perdana senilai US$842 juta
Indonesia sukses meluncurkan obligasi offshore denominasi renminbi atau dim sum bond perdana, dengan dua tenor 5 dan 10 tahun, harga kupon 2,50 persen – 2,90 persen, untuk mendukung pendanaan pemerintah.
Indonesia terbitkan obligasi dim sum perdana senilai US$842 juta
Bursa Efek Indonesia / AP
21 jam yang lalu

Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan obligasi dim sum perdana senilai 6 miliar yuan atau setara US$842,34 juta pada Kamis (23/10), menurut dokumen term sheet yang diperoleh Reuters. Obligasi ini diterbitkan dalam dua tranche, yakni lima tahun senilai 3,5 miliar yuan dengan kupon 2,5 persen dan sepuluh tahun senilai 2,5 miliar yuan dengan kupon 2,9 persen.

Tranche lima dan sepuluh tahun ini lebih rendah dibanding panduan awal, yang masing-masing dipatok sekitar 2,95 persen dan 3,30 persen. Obligasi ini merupakan senior unsecured notes yang terdaftar di SEC dengan hukum New York, kupon dibayarkan setiap enam bulan, dan akan jatuh tempo pada 31 Oktober 2030 dan 31 Oktober 2035. Obligasi dim sum ini juga akan tercatat di Singapore Exchange.

Bank of China (Hong Kong), HSBC, dan Standard Chartered menjadi joint bookrunners penerbitan ini. Dana hasil obligasi akan digunakan untuk kebutuhan umum pemerintah. Peringkat obligasi diperkirakan mengikuti peringkat utang negara Indonesia, yaitu Baa2/BBB/BBB dari Moody’s, S&P, dan Fitch.

Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, telah aktif di pasar utang global. Sebelumnya pada Agustus, pemerintah berhasil menerbitkan kangaroo bond senilai A$800 juta (US$521 juta), dan pada awal Oktober memperoleh US$2,54 miliar dari penerbitan obligasi berdenominasi dolar AS dan euro, termasuk tranche berkelanjutan untuk proyek pembangunan.

Obligasi dim sum ini menambah strategi diversifikasi Indonesia dalam penerbitan obligasi non-dolar AS dan non-lokal. Hingga Oktober 2025, Indonesia telah menghimpun sekitar US$3,38 miliar melalui delapan penerbitan obligasi dalam mata uang seperti euro, dolar Australia, dan yen, menurut data LSEG.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat akses pembiayaan pemerintah sekaligus menarik investor internasional dengan preferensi denominasi renminbi, sejalan dengan upaya Indonesia memperluas basis investor global.

TerkaitTRT Indonesia - Arus keluar obligasi Asia capai level tertinggi, Indonesia paling tertekan

SUMBER:TRT Indonesia & Agensi