PERANG GAZA
2 menit membaca
Mikrofon bermasalah di PBB saat pemimpin Turkiye, Kanada, dan Indonesia angkat isu Palestina
Gangguan teknis menimbulkan kebingungan ketika pengganti Carney mengumumkan pengakuan Palestina dan sejumlah pemimpin membahas pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza.
Mikrofon bermasalah di PBB saat pemimpin Turkiye, Kanada, dan Indonesia angkat isu Palestina
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengalami gangguan mikrofon saat berpidato di KTT PBB tentang Palestina di markas besar PBB. / AP
18 jam yang lalu

Sejumlah gangguan mikrofon di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengacaukan pidato penting para pemimpin dunia, termasuk Presiden Turkiye, Perdana Menteri Kanada, dan Presiden Indonesia. Insiden ini terjadi di tengah debat sensitif mengenai genosida di Gaza dan pengakuan negara Palestina.

Pada Selasa, Presiden Indonesia Prabowo Subianto terputus di tengah pidato ketika ia menyampaikan rencana mengirim pasukan perdamaian ke Gaza.

Mikrofonnya tiba-tiba mati, membuat penerjemah kesulitan melanjutkan.

Beberapa detik kemudian suara kembali normal, namun gangguan itu muncul di momen yang krusial.

Beberapa jam sebelumnya, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan juga menghadapi masalah serupa saat berpidato di hadapan sidang umum.

Ketika ia mengecam genosida Israel di Gaza dan menyerukan pengakuan segera terhadap negara Palestina, penerjemah terdengar mengatakan: “Tidak bisa mendengar Presiden, suaranya hilang.”

Gangguan tersebut segera diperbaiki, namun sempat menimbulkan kebingungan di ruang sidang.

Insiden paling dramatis terjadi pada Senin, ketika Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan pengakuan resmi negaranya terhadap Palestina.

“Dalam konteks ini, Kanada mengakui negara Palestina,” ujarnya, disambut tepuk tangan para delegasi.

Beberapa saat kemudian, mikrofonnya mendadak mati.

Meski sambutan meriah tetap terdengar, hilangnya audio secara tiba-tiba memicu spekulasi sejumlah pengamat mengenai waktu terjadinya gangguan.

Staf teknis PBB kemudian menjelaskan bahwa masalah itu disebabkan kerusakan peralatan di ruang sidang Majelis Umum, yang pekan ini digunakan oleh puluhan pemimpin dunia dalam sesi tingkat tinggi.

Pejabat menegaskan tidak ada indikasi gangguan dilakukan secara sengaja.

Simbolis di tengah agenda Palestina

Gangguan ini muncul di saat isu Palestina dan Gaza mendominasi agenda sidang tahun ini.

Semakin banyak negara — termasuk Prancis, Belgia, Malta, Luksemburg, dan Kanada — telah mengakui Palestina, langkah yang disebut sebagai upaya menghidupkan kembali solusi dua negara.

Dalam waktu bersamaan, para pemimpin dari Turkiye, Indonesia, dan sejumlah negara lain mendesak aksi internasional segera untuk menghentikan genosida di Gaza, membuka akses kemanusiaan, serta mengirim pasukan perdamaian jika diperlukan.

Erdogan menegaskan bahwa tindakan Israel tergolong genosida, sementara Prabowo menyatakan Indonesia siap mengirim pasukan ke misi PBB apabila disepakati.

Meski diwarnai gangguan teknis, pesan para pemimpin tetap tersampaikan.

Seorang delegasi bahkan menuturkan usai pernyataan Carney: “Pengakuan itu terdengar jelas, meski mikrofon tidak.”

SUMBER:TRT World