China mengatakan tidak akan membiarkan "militerisme Jepang bangkit kembali", menekankan bahwa Beijing akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mempertahankan konsensus internasional mengenai prinsip satu-China, menurut kantor berita milik negara Xinhua.
"China tidak akan pernah membiarkan kekuatan sayap kanan di Jepang memutar balik roda sejarah, maupun mengizinkan kekuatan eksternal ikut campur di wilayah Taiwan milik China atau membiarkan militerisme Jepang bangkit kembali," kata Menteri Luar Negeri Wang Yi saat dialog strategis pertamanya dengan Menteri Luar Negeri Tajikistan, Sirojiddin Muhriddin, pada hari Sabtu di Dushanbe.
Dia menambahkan bahwa Beijing "akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mempertahankan konsensus internasional mengenai prinsip satu-China dan bersama-sama menjaga capaian yang diperoleh dengan susah payah dari kemenangan Perang Dunia II."

Pernyataannya disampaikan setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengatakan bahwa setiap serangan China terhadap Taiwan bisa berarti "situasi yang mengancam kelangsungan hidup" bagi Tokyo menurut undang-undang keamanannya, yang berpotensi memungkinkan Jepang "mengambil hak pembelaan kolektif."
China mengkritik keras pernyataan itu, yang dibuat beberapa hari setelah Takaichi bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan di sela-sela forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) awal bulan ini.
Menanggapi pernyataan Takaichi tentang Taiwan, ratusan ribu wisatawan China dilaporkan membatalkan perjalanan ke Jepang, sementara Tokyo mengatakan Beijing telah memberlakukan larangan impor produk laut.
Beijing juga menunda pertemuan trilateral para menteri kebudayaan dengan Jepang dan Korea Selatan, sebuah keputusan yang menuai kritik dari Tokyo.
























