Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Presiden Suriah Ahmed al Sharaa membahas transisi politik di Suriah, menurut pernyataan dari kantor Guterres.
Guterres menekankan perlunya mendorong proses tersebut melalui dialog yang inklusif dan partisipasi yang luas, demikian disebutkan dalam pernyataan pada hari Rabu.
"Sekretaris Jenderal juga menekankan pentingnya mempromosikan kedaulatan dan integritas wilayah Suriah," tambah pernyataan tersebut, seraya menyebutkan bahwa Guterres menyuarakan keprihatinan atas "pelanggaran Perjanjian Pemisahan 1974."
Sekretaris Jenderal dan al Sharaa juga mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan kerja sama antara PBB dan Suriah, serta bertukar pandangan mengenai perkembangan di Timur Tengah.
Bashar Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada Desember lalu, mengakhiri rezim Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963.
Pemerintahan transisi baru yang dipimpin oleh al Sharaa dibentuk pada bulan Januari. Al Sharaa menjadi presiden Suriah pertama yang berpidato di Majelis Umum PBB sejak tahun 1967.