Forum Bisnis Indonesia–Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) akan kembali digelar pada 22–23 September 2025, kali ini di Sao Paulo, Brasil. Kegiatan yang diinisiasi Kementerian Luar Negeri RI itu merupakan edisi ketujuh sejak pertama kali diselenggarakan pada 2019, sekaligus menjadi misi bisnis kedua di luar negeri.
Direktur Amerika II Kemlu RI, Riris Wusananingdyah, menuturkan bahwa sejak tahun lalu, forum ini tidak lagi sebatas ajang pertemuan, melainkan diperluas menjadi misi bisnis Indonesia ke kawasan non-tradisional yang dianggap sangat potensial.
“Sejak 2024 kita memberikan penajaman dan meng-elevate INA-LAC Business Forum ini menjadi misi bisnis Indonesia ke kawasan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Kamis sebagaimana dikutip dari RRI.
Pemilihan Sao Paulo sebagai lokasi forum disebut tidak terlepas dari perannya sebagai pusat bisnis terbesar di Brasil.
Kota ini menyumbang lebih dari 30 persen PDB nasional Brasil, memiliki ekosistem perdagangan dan keuangan yang kuat, serta menjadi tempat beroperasinya banyak perusahaan regional Amerika Latin dan Karibia. “Sao Paulo dipilih karena posisinya strategis untuk memperluas jaringan bisnis,” jelas Riris.

Sebanyak 17 perusahaan Indonesia akan berpartisipasi, dengan cakupan sektor yang beragam. Mulai dari energi, makanan dan minuman, produk kecantikan dan kesehatan, otomotif serta suku cadang, hingga industri strategis yang diwakili BUMN di bidang kedirgantaraan.
Riris menekankan bahwa otomotif dan spare parts tetap menjadi salah satu andalan utama.
Kemlu juga menyoroti peluang besar kerja sama lintas sektor di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Argentina, Bolivia, Cile, dan Venezuela, misalnya, dikenal memiliki cadangan litium yang besar.
Selain itu, Brasil, Peru, Cile, dan Argentina merupakan produsen pertanian dunia yang dapat mendukung ketahanan pangan Indonesia.
Selama dua hari, misi bisnis INA-LAC akan diisi dengan rangkaian kegiatan seperti business pitching, business matching, networking event, hingga kunjungan ke perusahaan lokal. Tidak kurang dari 200 pelaku usaha Amerika Latin dan Karibia dijadwalkan hadir.
Nilai perdagangan Indonesia dengan kawasan ini pun menunjukkan tren positif.
Pada 2018 tercatat USD7,59 miliar, maka pada 2024 nilainya sudah meningkat menjadi USD14,43 miliar, misi bisnis tahun ini diharapkan memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dengan kawasan.