PT Pertamina (Persero) mengumumkan penemuan cadangan migas non-konvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau, dengan potensi mencapai 724 juta barrel oil equivalent (BOE). Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, menyebutkan temuan ini sebagai pencapaian terbesar perseroan dalam sepuluh tahun terakhir, sekaligus memperkuat kapasitas produksi nasional.
“Kita berhasil menemukan the largest discovery dalam 10 tahun terakhir. Kita berhasil menemukan migas non-konvensional atau MNK di WK Rokan yang potensi temuannya mencapai 724 juta barel,” ujar Oki dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, dikutip oleh kantor berita Antara News.
Oki menjelaskan bahwa angka ini berasal dari satu struktur saja, dan menegaskan bahwa potensi migas non-konvensional di Indonesia secara keseluruhan jauh lebih besar.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menambahkan bahwa produksi migas perusahaan tetap stabil di atas 1 juta BOEPD, dengan yield kilang mencapai 84 persen, menegaskan keberlanjutan produksi nasional meski bersamaan dengan ekspansi temuan baru.

Energi hijau
Selain penemuan migas, Pertamina juga menunjukkan langkah-langkah menuju energi hijau. Saat ini, perusahaan memproduksi sustainable aviation fuel (SAF) dengan kapasitas 9.000 barel per hari, serta melakukan konversi tiga kilang agar bisa melakukan co-processing menggunakan minyak goreng bekas.
Investasi infrastruktur lain juga tengah berjalan, termasuk revitalisasi Tangki Arun, pembangunan empat tangki BBM masing-masing berkapasitas 29.000 m³ di Kilang Balongan, dan pilot plant hidrogen di Ulubelu, Lampung, yang direncanakan menghasilkan 100 kilogram hidrogen per hari. Plant hidrogen ini akan terhubung dengan fasilitas produksi di Cikampek dan Jawa Barat.
Di sektor panas bumi, PLTP Lumut Balai di Sumatera Selatan menghasilkan 800 GWh per tahun, sementara pengembangan Pertamax 95 campuran etanol sudah tersedia di 168 SPBU, sebagai bagian dari strategi menyediakan bahan bakar ramah lingkungan.
Penemuan 724 juta barrel MNK di WK Rokan sekaligus menandai pencapaian besar Pertamina sepanjang 2025, sekaligus menjadi bukti upaya berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mendukung produksi migas yang lebih berkelanjutan.

















