Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menyiapkan langkah serius untuk memulangkan fosil Pithecanthropus Erectus atau yang dikenal sebagai Manusia Jawa dari Belanda.
Upaya ini akan melibatkan tim teknis gabungan Indonesia–Belanda, menurut pernyataan dari Kemenbud. Pemulangan ini menandai puncak penelitian dan negosiasi ekstensif yang dilakukan sejak awal tahun 2025 oleh tim dari Kemenbud Indonesia, yang bekerja sama dengan Komite Koleksi Kolonial Belanda (Dutch Colonial Collections Committee).
Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti, mengungkapkan bahwa ada tiga aspek utama yang akan menjadi pembahasan: sisi legal, fisik dan penempatan, serta aspek ilmiah.
"Sisi saintifik sangat penting karena berkaitan dengan pengetahuan yang terkandung dalam fosil," jelasnya dalam Taklimat Media di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis, 2 Oktober sebagaimana dikutip dari RRI.
Endah memastikan pemulangan fosil dapat terealisasi sebelum Desember 2025.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam acara yang sama menyatakan bahwa pemulangan lebih dari 28.000 fosil dan artefak Indonesia dari Belanda akan memperkuat diplomasi budaya Indonesia.
Bagi Indonesia, pemulangan fosil Manusia Jawa tidak hanya bernilai ilmiah, tetapi juga sarat makna historis. Langkah ini dinilai akan memperkaya narasi prasejarah bangsa, memberikan kesempatan bagi generasi mendatang untuk memahami lebih dekat asal-usul manusia purba di Nusantara.
Lebih jauh, Fadli zon menambahkan bahwa proses repatriasi ini juga dipandang sebagai bagian dari upaya penyembuhan luka sejarah yang ditinggalkan masa kolonial.
Dengan kembalinya artefak penting tersebut, Indonesia berkesempatan menegaskan kembali hak atas warisan budaya yang sempat tersimpan di luar negeri selama lebih dari seabad.
