ASIA
2 menit membaca
Pemerintah targetkan mobil nasional generasi pertama dalam 3–5 tahun mendatang
Presiden Prabowo menegaskan mobil nasional bukan sekadar simbol teknologi, tapi bagian dari strategi nasional untuk menciptakan lapangan kerja, memperkuat industri lokal, dan mendukung kemandirian energi berbasis baterai listrik.
Pemerintah targetkan mobil nasional generasi pertama dalam 3–5 tahun mendatang
Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna. Foto: BPMI Setpres/Cahyo
21 Oktober 2025

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Sidang Kabinet Paripurna Senin (20/10), memaparkan rencana besar pemerintah terkait pengembangan mobil nasional, yang menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat industri otomotif domestik, meningkatkan kemandirian energi, dan mendorong inovasi teknologi ramah lingkungan.

Menurut Presiden Prabowo, proyek ini akan melibatkan kolaborasi intensif antara pemerintah, produsen lokal, dan mitra teknologi global, dengan fokus pada kendaraan listrik (EV) dan kendaraan berbasis energi alternatif. Proyek mobil nasional ini dirancang sebagai ekosistem industri lengkap, mencakup tahap riset dan pengembangan, produksi komponen strategis seperti baterai dan motor listrik, perakitan kendaraan, distribusi, serta layanan purna jual.

“Mobil nasional ini bukan hanya soal kendaraan, tetapi tentang ekonomi kreatif dan teknologi, membuka lapangan kerja, meningkatkan kapasitas industri dalam negeri, serta mendorong pertumbuhan sektor hilir, termasuk manufaktur baterai, material kendaraan, dan inovasi teknologi berbasis sumber daya lokal,” ujar Prabowo.

Detail Teknis dan Target Produksi

Pemerintah menargetkan mobil nasional generasi pertama akan hadir dalam 3–5 tahun ke depan, dengan fokus awal pada kendaraan penumpang ramah lingkungan dan kendaraan niaga ringan. Beberapa fitur yang direncanakan antara lain:

  • Sistem baterai lithium-ion dan solid-state untuk efisiensi tinggi dan daya tahan panjang.

  • Motor listrik dengan tenaga setara 150–200 HP, mendukung akselerasi dan efisiensi energi.

  • Material ringan dan ramah lingkungan, sebagian berasal dari sumber daya lokal Indonesia.

  • Teknologi smart car, termasuk sistem infotainment, navigasi cerdas, dan integrasi Internet of Things (IoT).

Dampak Ekonomi dan Industri
Proyek ini diprediksi mampu:

  • Menciptakan lebih dari 50.000 lapangan kerja langsung dan puluhan ribu pekerjaan tidak langsung di sektor manufaktur, logistik, dan riset.

  • Mendorong UMKM lokal untuk memasok komponen dan material kendaraan.

  • Mengurangi ketergantungan impor kendaraan dan suku cadang, sekaligus menurunkan defisit neraca perdagangan.

  • Menjadi produk ekspor potensial, khususnya ke negara-negara ASEAN dan pasar Asia lainnya dalam 10 tahun mendatang.

Sinergi dengan Program Pemerintah Lain

Prabowo menegaskan proyek ini selaras dengan agenda pembangunan infrastruktur, pendidikan teknologi tinggi, penguatan riset nasional, dan program energi bersih. Pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal dan regulasi untuk mendukung percepatan produksi mobil nasional dan pengembangan baterai serta kendaraan listrik.

Para pejabat kementerian terkait diminta menyusun roadmap strategis jangka menengah dan panjang, mulai dari tahap penelitian, pengujian prototipe, produksi massal, hingga distribusi, agar mobil nasional bisa menjadi simbol kemandirian teknologi dan kebanggaan Indonesia di kancah global.

Dengan langkah ini, pemerintah menegaskan komitmennya untuk mengubah Indonesia menjadi pemain utama industri otomotif ramah lingkungan, sekaligus mengukuhkan posisi negara dalam inovasi teknologi dan ekonomi hijau global.

SUMBER:TRT Indonesia & Agensi