BISNIS DAN TEKNOLOGI
2 menit membaca
Arus dana asing ke obligasi Asia capai level tertinggi enam bulan pada November
Investor global ramai-ramai memborong obligasi Asia pada bulan November, mencari aset aman di tengah tekanan pasar saham dan ketidakpastian arah suku bunga Amerika Serikat.
Arus dana asing ke obligasi Asia capai level tertinggi enam bulan pada November
Pasar Keuangan Korea Selatan. / AP
4 jam yang lalu

Arus dana asing ke pasar obligasi Asia melonjak pada November, mencatatkan level tertinggi dalam enam bulan terakhir. Investor asing tercatat membukukan pembelian bersih obligasi senilai US$10,86 miliar di Korea Selatan, Thailand, Malaysia, India, dan Indonesia.

Lonjakan tersebut terjadi di tengah pelemahan pasar saham global yang dipicu kekhawatiran valuasi saham teknologi yang dinilai sudah terlalu tinggi, serta ketidakpastian kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve.

TerkaitTRT Indonesia - The Fed pangkas suku bunga untuk ketiga kalinya di tengah perpecahan internal

Korea Selatan jadi magnet utama

Obligasi Korea Selatan menjadi tujuan utama arus dana asing dengan pembelian bersih mencapai US$11,08 miliar. Angka ini merupakan inflow bulanan terbesar setidaknya sejak 2016, didorong optimisme atas rencana masuknya obligasi pemerintah Korea Selatan ke dalam indeks FTSE World Government Bond Index mulai April 2026.

Kepala riset Asia ANZ, Khoon Goh, menilai sebagian dana yang masuk ke obligasi Korea Selatan kemungkinan berasal dari peralihan investor dari pasar saham. Ia menyebut pada November terlihat kembali perbedaan arah antara aset ekuitas dan surat utang, seiring rotasi investor ke instrumen berisiko rendah.

Thailand juga mencatat arus masuk asing untuk bulan ketiga berturut-turut dengan total US$319 juta. Sementara itu, obligasi Malaysia dibeli investor asing senilai US$316 juta sepanjang November.

Indonesia dan India alami arus keluar

Berbeda dengan negara lain di kawasan, pasar obligasi Indonesia justru mencatat penjualan bersih asing sebesar US$400 juta. India juga mengalami arus keluar dengan penjualan obligasi mencapai US$447 juta.

Di sisi global, Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pekan lalu ke kisaran 3,50–3,75 persen. Kebijakan tersebut memperkuat ekspektasi bahwa penurunan biaya pinjaman di AS akan menopang aset-aset di kawasan Asia.

Manajer portofolio PineBridge Investments, Jonathan Davis, menilai di tengah kenaikan valuasi saham dan ketidakpastian makroekonomi yang masih bertahan, investor cenderung kembali fokus pada instrumen pendapatan tetap. Menurutnya, pasar obligasi dolar Asia-Pasifik kian dilirik untuk menjaga stabilitas portofolio dan mendiversifikasi risiko.

SUMBER:Reuters