Melonjak dengan pesat
Harga daging sapi di dunia terus meningkat. Pada bulan September, harga daging sapi mencapai $6,9 per kilogram, tertinggi sejak tahun 1960, menurut data Bank Dunia.
Kenaikan harga ini telah berlangsung selama empat bulan berturut-turut, dengan peningkatan tahunan hampir 10%.
Peningkatan harga ini dipengaruhi oleh penurunan produksi. Proses penggemukan sapi membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar dua tahun hingga mencapai berat yang siap untuk dipotong.
Hal ini membuat produsen sulit merespons permintaan yang meningkat dengan cepat, sehingga menyebabkan periode kekurangan pasokan yang berkepanjangan, menurut Svetlana Ilyashenko, dosen di Universitas Ekonomi Rusia Plekhanov.
Selain itu, biaya pemeliharaan sapi lebih tinggi dibandingkan dengan babi atau ayam. Biaya pakan yang mahal dan kebutuhan air hingga 15.000 liter untuk menghasilkan satu kilogram daging sapi menjadi faktor utama.
Perubahan iklim juga memperburuk situasi, dengan kekeringan yang mengurangi lahan penggembalaan dan hasil panen pakan ternak, sehingga banyak peternak terpaksa memotong sapi lebih awal.
Faktor lain yang mendorong kenaikan harga adalah perang tarif yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Konflik perdagangan ini mengganggu rantai pasokan global, sementara biaya logistik dan pengolahan meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar. Selain itu, biaya produksi, mulai dari obat-obatan hewan hingga pengemasan, juga terus naik.
Di sisi lain, konsumsi daging sapi terus meningkat. Setelah pandemi COVID-19 mereda, masyarakat kembali mengonsumsi daging dengan lebih aktif.
Menurut data Departemen Pertanian AS, daging sapi menempati posisi ketiga dalam konsumsi daging global dengan pangsa 24%. Posisi kedua ditempati oleh daging ayam (33%), sementara daging babi menjadi yang paling populer dengan pangsa 36%. Daging domba hanya menyumbang 5%.
Tidak dapat memenuhi permintaan
Argentina menjadi negara dengan konsumsi daging sapi tertinggi per kapita, yaitu 45 kilogram per tahun. Namun, meskipun konsumsi tinggi, Argentina tidak termasuk dalam tiga besar produsen daging sapi dunia.
Amerika Serikat, Brasil, dan China menjadi produsen utama, dengan AS memimpin produksi global sebesar 12,3 juta ton pada tahun lalu, meningkat 14% sejak 2015.
Sebagian besar sapi di AS diberi pakan berbasis biji-bijian, dengan Texas menjadi negara bagian penghasil utama, menyumbang 14% dari total sapi di AS.
Jepang, Korea Selatan, Meksiko, dan China menjadi pembeli utama daging sapi AS. Namun, AS juga mengimpor daging sapi, terutama dari Brasil, yang merupakan produsen terbesar kedua di dunia dengan produksi 11,85 juta ton tahun lalu.
Namun, ketegangan perdagangan antara AS dan Brasil, termasuk kenaikan tarif hingga 50%, telah menghentikan ekspor daging sapi Brasil ke AS. Hal ini menyebabkan kenaikan harga daging sapi di pasar AS, yang diperburuk oleh penurunan populasi sapi di AS ke level terendah dalam 74 tahun terakhir akibat kekeringan yang meluas.
Di China, yang menempati posisi ketiga dalam produksi daging sapi dengan 7,79 juta ton, lebih dari 90% sapi dipelihara oleh peternak kecil.
Namun, produksi domestik tidak cukup untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. China menjadi importir daging sapi terbesar di dunia tahun lalu, dengan pembelian 2,87 juta ton, sebagian besar dari AS.
Para analis memperkirakan bahwa permintaan yang terus meningkat di tengah penurunan pasokan akan menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut.
Menurut Svetlana Ilyashenko, harga daging sapi diperkirakan akan naik 10-15% pada akhir 2025 hingga awal 2026, yang akan berdampak pada kenaikan harga ritel daging dan produk olahannya.
Dalam jangka panjang, daging sapi mungkin menjadi barang mewah yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu. Bahkan saat ini, beberapa jaringan restoran mulai mengganti daging sapi dengan ayam, kalkun, atau daging nabati.
Selain itu, daging hasil budidaya mulai menjadi alternatif, dengan perusahaan dari Belanda, AS, dan Israel yang sudah memproduksi daging tanpa perlu menyembelih hewan. Siapa tahu, mungkin di masa depan, daging seperti ini akan menjadi pilihan utama.