DUNIA
2 menit membaca
Indonesia dan Kanada perkuat pelatihan pasukan penjaga perdamaian
Kedua negara membahas peluang memperluas kerja sama pertukaran pengalaman dan pelatihan antara personel militer Indonesia dan Kanada.
Indonesia dan Kanada perkuat pelatihan pasukan penjaga perdamaian
Prabowo bertemu PM Kanada Mark Carney di Ottawa pada 24 September 2025. / BPMI Sekretariat Presiden
16 jam yang lalu

Kerja sama pertahanan Indonesia dan Kanada memasuki fase baru setelah Duta Besar RI untuk Kanada, Muhsin Syihab, melakukan kunjungan ke Peace Support Training Centre (PSTC) di Kingston, Ontario, pada 1 Desember 2025. Pertemuan ini memperkuat momentum diplomasi yang berkembang usai dua nota kesepahaman pertahanan yang ditandatangani pada Agustus dan September 2025.

Kunjungan itu juga menjadi tindak lanjut dari pertemuan tingkat tinggi sebelumnya, termasuk lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Ottawa. Menurut Dubes Muhsin, kedua negara kini bergerak untuk menjalankan komitmen politik menjadi program kerja yang terukur dan berdampak.

Dalam pertemuan dengan Komandan PSTC, Letkol P. Carl Chevalier, Dubes Muhsin menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pasukan penjaga perdamaian melalui pelatihan bersama dan standarisasi kurikulum. Ia mengatakan bahwa agenda tersebut juga mencakup penguatan peran perempuan dalam operasi perdamaian.

Pendidikan militer

Indonesia tengah memperkuat peran sebagai negara kontributor utama bagi operasi perdamaian PBB, dengan lebih dari 2.700 personel yang bertugas di tujuh misi berbeda. Di sisi lain, Kanada memanfaatkan kapasitas PSTC untuk mendukung standarisasi pelatihan internasional.

Lebih dari 700 prajurit TNI telah mengikuti pelatihan di PSTC dan lembaga pendidikan militer Kanada selama beberapa tahun terakhir. Saat ini, dua perwira Indonesia juga sedang mengikuti kursus di Fort Frontenac, menandai keberlanjutan kolaborasi pelatihan kedua negara.

Dubes Muhsin menegaskan bahwa pemberdayaan peacekeepers perempuan merupakan prioritas penting dalam kerja sama ini, sejalan dengan Resolusi DK PBB 2538 yang diajukan Indonesia pada 2020. Ia mengatakan bahwa peningkatan kualitas pelatihan diperlukan agar kontingen perempuan dapat berperan lebih efektif di lapangan.

Sebagai tindak lanjut, Letkol Chevalier dijadwalkan melakukan kunjungan balasan ke Indonesia pada paruh pertama 2026. Pertemuan tersebut diharapkan merumuskan rencana pelatihan gabungan yang lebih terintegrasi dan memperkuat kontribusi kedua negara dalam misi perdamaian global.

TerkaitTRT Indonesia - Indonesia dan Kanada tandatangani CEPA serta kerja sama pertahanan
SUMBER:TRT Indonesia