Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meningkatkan operasinya sejak gencatan senjata antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, mulai berlaku di Gaza, kata Direktur Jenderal WHO.
WHO telah "mengirimkan tim medis darurat dalam waktu 24 jam untuk memperkuat layanan bedah dan perawatan darurat di Rumah Sakit Al-Ahli, dengan lebih banyak pengiriman direncanakan di Kota Gaza saat orang-orang mulai kembali," serta "membawa 8 truk pasokan medis ke Gaza, termasuk insulin, perlengkapan laboratorium, dan obat-obatan penting," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di platform X pada hari Senin.
WHO juga mencapai Rumah Sakit Gaza Eropa untuk mengumpulkan obat-obatan kanker dan pasokan penyelamat jiwa lainnya, termasuk peralatan perawatan intensif seperti inkubator, ventilator mekanis, dan monitor pasien, tambah Tedros.
Barang-barang ini kemudian dikirimkan ke Rumah Sakit Nasser, lanjutnya.
"Meningkatkan akses ke fasilitas kesehatan dan memperluas misi operasional kami adalah langkah awal yang penting untuk memberikan bantuan kesehatan mendesak kepada warga Palestina di seluruh Gaza," tegasnya.
Pembebasan awal sandera Israel dan tahanan Palestina memberikan harapan bagi semua yang telah mengalami penderitaan besar selama dua tahun terakhir, kata Tedros.
Perkembangan minggu ini merupakan "langkah penting ke arah yang benar," tambahnya, menekankan kesiapan WHO untuk secara signifikan meningkatkan upayanya menyelamatkan nyawa dan memulihkan layanan kesehatan penting.
Sistem kesehatan Gaza tidak hanya harus dipulihkan tetapi juga dibangun kembali agar lebih kuat, lebih adil, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, katanya.
"Obat terbaik adalah perdamaian," tambahnya.
Genosida
Fase pertama dari perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada hari Jumat di bawah rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri genosida Israel selama dua tahun di wilayah tersebut.
Sebelumnya pada hari Senin, pembebasan warga Palestina yang dipenjara di penjara Israel dimulai setelah Hamas membebaskan semua 20 sandera Israel yang masih hidup yang ditahan di Gaza.
Israel telah membunuh hampir 68.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dalam pembantaian di Gaza sejak Oktober 2023. Para ahli mengatakan jumlahnya jauh lebih tinggi.
Selama genosida tersebut, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur, dan hampir seluruh penduduknya terpaksa mengungsi.