IKLIM
2 menit membaca
Puluhan rumah di Temanggung rusak akibat angin kencang
Pemerintah daerah mengimbau warga untuk tetap tenang, mengenali potensi bencana, dan segera menyelamatkan diri ke tempat aman saat cuaca ekstrem terjadi.
Puluhan rumah di Temanggung rusak akibat angin kencang
Bupati Temanggung, Agus Setyawan, meninjau sejumlah lokasi pemukiman warga yang mengalami kerusakan. Foto: BPBD Kabupaten Temanggung
5 jam yang lalu

Cuaca ekstrem melanda wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada Senin, menyebabkan puluhan rumah rusak di empat kecamatan. Hujan deras disertai butiran es dan angin kencang menghantam permukiman warga secara tiba-tiba saat cuaca sebelumnya masih cerah.

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, total 39 rumah mengalami kerusakan, terdiri dari 31 unit rusak ringan dan 8 unit rusak berat. Empat kecamatan terdampak bencana ini yakni Temanggung, Selopampang, Tlogomulyo, dan Tembarak.

Bupati Temanggung Agus Setyawan turun langsung meninjau wilayah terdampak pada Selasa. Sejumlah titik yang dikunjungi antara lain Desa Gambasan dan Desa Selopampang di Kecamatan Selopampang, serta Dusun Pundung, Desa Tanjungsari di Kecamatan Tlogomulyo.

Agus menyampaikan bahwa penanganan pasca bencana dilakukan secara kolaboratif, melibatkan berbagai pihak seperti BPBD, Baznas, dan PMI, untuk mempercepat proses bantuan dan pemulihan bagi warga terdampak.

“Kami menghimbau agar seluruh warga masyarakat yang bermukim di wilayah rawan bencana untuk senantiasa meningkatkan sistem kewaspadaan bersama. Terlebih di tengah kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini,” pesannya melalui instagram miliknya..

Pemerintah daerah imbau waspada musim peralihan

Hingga Selasa, warga bersama petugas BPBD masih melakukan kerja bakti untuk menyingkirkan material bangunan dan memperbaiki kerusakan sementara. Untuk rumah yang rusak berat, pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan berupa kayu, seng, besi, dan semen.

Penjabat Sekretaris Daerah Temanggung, Ripto Susilo, menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut. Ia menegaskan delapan keluarga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat karena kondisi rumah yang tidak lagi layak huni.

Menurutnya, sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian atap yang tersapu angin,  genting beterbangan dan atap terlepas. Pemerintah daerah mengimbau warga untuk tetap tenang, mengenali potensi bencana, dan segera menyelamatkan diri ke tempat aman saat cuaca ekstrem terjadi.

Video amatir yang beredar di media sosial memperlihatkan kondisi setelah derasnya hujan es yang turun bersamaan dengan angin kencang, membuat atap rumah beterbangan dan dinding sebagian bangunan runtuh.

SUMBER:TRT Indonesia