Jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor yang melanda dua pulau di Indonesia terus bertambah. Hingga Jumat pekan lalu, 23 orang dilaporkan meninggal dan lima lainnya masih hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hujan deras sejak Selasa malam memicu banjir dan longsor di Bali. Dari total korban, 14 orang ditemukan di Bali dan lima orang lainnya di Pulau Flores. Empat korban tambahan ditemukan pada Jumat, sementara dua masih dicari.
Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan lembaganya telah menyalurkan bantuan berupa makanan, pakaian, hingga tempat tidur. Ia memperkirakan kerugian akibat bencana ini mencapai Rp 25 miliar ($1,52 juta).
Presiden Prabowo Subianto tiba di Bali pada Jumat untuk meninjau kawasan terdampak di Denpasar dan Jembrana. Ia menyempatkan diri berbincang dengan keluarga korban hilang dan menyerahkan bantuan tambahan dari pemerintah pusat.
Denpasar menjadi wilayah paling terdampak. Sejumlah kawasan terendam banjir, mulai dari Padangsambian, Jalan Sulawesi, Jalan Maruti, hingga pasar tradisional. Banjir juga merobohkan sebuah ruko kain di Jalan Hasanuddin. Lima penghuni tertimbun reruntuhan, dua di antaranya ditemukan meninggal.
Status darurat dan pengungsian
Bencana turut melumpuhkan kawasan strategis pariwisata. Simpang Dewa Ruci, jalur utama menuju Bandara Ngurah Rai, juga tergenang. Menyebabkan arus lalu lintas dari Denpasar ke Kuta macet total. Sejumlah wisatawan asing terjebak di hotel dan pusat belanja sebelum dievakuasi menggunakan perahu karet.
Ratusan warga Denpasar, Badung, dan Jembrana terpaksa mengungsi ke sekolah, balai desa, hingga musala. Posko darurat didirikan di 17 titik, dilengkapi logistik berupa selimut, kasur lipat, makanan, dan kebutuhan bayi.
Wali Kota Denpasar Jaya Negara telah menetapkan status tanggap darurat banjir, yang kemudian diperkuat BNPB dengan status darurat bencana selama sepekan. BNPB juga menyalurkan dana siap pakai Rp5 miliar untuk mendukung penanganan banjir.