PT Freeport Indonesia mengonfirmasi bahwa seluruh tujuh pekerja yang hilang akibat longsor pada tambang Grasberg telah ditemukan tewas. Insiden terjadi pada 8 September 2025, ketika sekitar 800.000 ton material basah menutupi area tambang, memerangkap para pekerja. Dua korban pertama ditemukan pada 20 September, sementara lima lainnya baru ditemukan pada 5 Oktober.
Insiden ini mengganggu produksi tembaga di Grasberg, yang menyumbang sekitar 4% dari produksi global. Menurut Benchmark Mineral Intelligence, gangguan ini diperkirakan mengurangi pasokan tembaga global hingga 591.000 ton hingga akhir 2026, memicu kenaikan harga tembaga ke level tertinggi 15 bulan terakhir, yaitu $10.485 per ton.
Investigasi dan langkah selanjutnya
Freeport-McMoRan sedang menyelidiki penyebab insiden dan berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia untuk menilai dampak serta merencanakan langkah operasional ke depan. Perusahaan memperkirakan penurunan penjualan tembaga dan emas pada kuartal ketiga 2025.
Selain itu, pemerintah Indonesia dan Freeport sedang menyelesaikan kesepakatan divestasi saham 12% PT Freeport Indonesia kepada mitra lokal, sekaligus membahas perpanjangan izin operasi tambang setelah 2041 dengan fokus pada investasi eksplorasi mineral.
Kejadian ini menekankan kerentanan rantai pasokan tembaga global dan pentingnya mitigasi risiko di industri pertambangan.