Serangkaian insiden drone dan pelanggaran wilayah udara baru-baru ini menunjukkan bahwa Eropa tengah menghadapi bentuk perang hibrida yang membutuhkan respons melampaui pertahanan konvensional, kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Rabu.
“Ini bukan gangguan acak,” ujar von der Leyen dalam pidatonya di Parlemen Eropa di Strasbourg.
“Ini adalah kampanye yang terkoordinasi dan terus meningkat untuk mengguncang warga kita, menguji keteguhan kita, memecah persatuan Uni, dan melemahkan dukungan kita terhadap Ukraina. Dan sudah saatnya kita menyebutnya apa adanya: ini adalah perang hibrida.”
Von der Leyen tidak secara langsung menyebut Rusia sebagai pihak yang bertanggung jawab atas semua insiden tersebut, namun menegaskan bahwa tujuan Moskow tampaknya jelas—untuk “menabur perpecahan” di antara negara-negara Eropa.
Sejumlah pejabat Eropa sebelumnya juga telah mengaitkan beberapa insiden terbaru dengan Moskow.
“Menangani perang hibrida Rusia bukan hanya soal pertahanan tradisional,” ujar von der Leyen.
“Ini menuntut cara pandang baru bagi kita semua. Kita bisa memilih untuk menghindar dan membiarkan ancaman Rusia semakin meningkat, atau kita hadapi dengan persatuan, pencegahan, dan tekad.”