Pada parade HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang digelar di Monas, Jakarta, Minggu, 5 Oktober 2025, Indonesia meresmikan beberapa aset pertahanan baru yang akan segera tiba di Tanah Air.
Di antara tambahan yang menonjol adalah kapal induk buatan Italia Giuseppe Garibaldi, yang akan segera menjadi salah satu bala bantuan utama armada laut Indonesia, menurut laporan dari RRI.
Proses pengadaan Giuseppe Garibaldi telah mencapai tahap akhir. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menyetujui pinjaman luar negeri senilai hingga USD 450 juta (sekitar Rp7,47 triliun) untuk membiayai akuisisi tersebut—setara dengan anggaran awal untuk satelit Satria-1 Indonesia sebelum kemudian disesuaikan menjadi USD 540 juta.
Akuisisi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kekuatan strategis dan operasional TNI.
Diresmikan pada 11 Juni 1983, dan dinonaktifkan pada 1 Oktober 2024, Giuseppe Garibaldi tetap menjadi platform yang tangguh meskipun usianya sudah lanjut. Kapal ini memiliki kemampuan STOVL (Short Take-Off and Vertical Landing), yang memungkinkannya menangani pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal seperti helikopter.

Kapal induk ini memiliki panjang 1.802 meter dan lebar 334 meter, dengan bobot benaman 10.100 ton. Sistem propulsinya terdiri dari empat turbin CODAG Fiat yang mampu menghasilkan 81.000 tenaga kuda (60 MW), yang memungkinkan kapal mencapai kecepatan hingga 30 knot (56 km/jam) dan jangkauan jelajah 7.000 mil laut.
Dilansir dari laporan RRI, dengan kapasitas 830 personel—terdiri dari 550 awak, 180 anggota Armada Udara, dan 100 staf pendukung—Garibaldi dilengkapi dengan sistem pertahanan dan serangan yang canggih. Pertahanannya mencakup dua peluncur multi-laras SCLAR untuk chaff dan umpan, serta sistem anti-torpedo seperti SLQ-25 Nixie, SLAT, dan unit ECM (Electronic Countermeasure).
Untuk persenjataan, kapal ini membawa dua peluncur Mk.29 delapan sel untuk rudal permukaan-ke-udara Sea Sparrow atau Selenia Aspide, tiga meriam ganda OTO Melara 40L70 DARDO, dan dua tabung torpedo rangkap tiga 324 mm.
Kapal induk ini dapat menampung hingga 18 pesawat AV-8B Harrier II untuk misi tempur atau pengebom, dengan dek penerbangan sepanjang 1.740 meter dan lebar 300 meter. Kapal ini juga mendukung berbagai operasi helikopter untuk peperangan anti-kapal selam, misi amfibi, dan bantuan kemanusiaan.
Selain peran tempurnya, Giuseppe Garibaldi berfungsi sebagai pusat komando dan kendali operasi udara dan laut, yang menggarisbawahi nilai strategisnya dalam memperkuat kemampuan angkatan laut Indonesia.