John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump yang kini menjadi pengkritik, didakwa karena salah menangani informasi rahasia.
Bolton didakwa pada Kamis di pengadilan federal Maryland dengan delapan tuduhan mentransmisikan informasi keamanan nasional dan 10 tuduhan menyimpan informasi pertahanan nasional.
“Bolton menyalahgunakan posisinya sebagai Penasihat Keamanan Nasional dengan membagikan lebih dari seribu halaman informasi tentang kegiatan sehari-harinya sebagai Penasihat Keamanan Nasional — termasuk informasi terkait pertahanan nasional yang diklasifikasikan hingga tingkat top secret/SCI — kepada dua individu yang tidak berwenang,” tulis jaksa dalam dakwaan.
“Bolton juga secara ilegal menyimpan dokumen, tulisan, dan catatan terkait pertahanan nasional, termasuk informasi yang diklasifikasikan hingga tingkat top secret/SCI, di rumahnya di Montgomery County, Maryland,” tambah mereka.
Saat ditanya mengenai tuduhan ini, Trump mengatakan ia tidak mengetahui masalah tersebut, namun menyebut Bolton sebagai “orang yang buruk.”
“Saya pikir dia orang yang buruk. Ya, dia orang yang buruk. Sayang sekali, tapi begitulah keadaannya,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Putih.
‘Pekerjaan yang teliti’
Pengajuan tuduhan terhadap Bolton dilakukan setelah FBI melakukan penggeledahan di rumah Bolton di pinggiran Maryland dekat Washington, DC, di mana penyidik federal menyita ponsel, dokumen, perangkat penyimpanan digital, dan barang-barang lainnya.
Tuduhan terhadap Bolton muncul setelah dua pihak lain yang menjadi sumber kekesalan Trump — Jaksa Agung New York Letitia James dan mantan Direktur FBI James Comey — juga didakwa.
Direktur FBI Kash Patel tampaknya menolak anggapan bahwa tuduhan terhadap Bolton bermotif politik, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kasus ini didasarkan pada pekerjaan teliti dari para profesional karier FBI yang mengikuti fakta tanpa rasa takut atau keberpihakan.”
“Militerisasi keadilan tidak akan ditoleransi, dan FBI ini tidak akan berhenti untuk menegakkan hukum terhadap siapa pun yang mengancam keamanan nasional kita,” ujarnya.
Jaksa AS Kelly O. Hayes untuk Distrik Maryland mengatakan bahwa menjaga keselamatan warga Amerika selalu menjadi prioritas utama Kantor Jaksa AS untuk Distrik Maryland.
“Jika ada yang membahayakan keamanan nasional kita, kami berkomitmen untuk menahan mereka bertanggung jawab.”