PERANG GAZA
2 menit membaca
JD Vance 'optimis' soal gencatan senjata Gaza akan bertahan setelah pertemuan dengan Netanyahu
Wakil Presiden AS, JD Vance mencatat bahwa gencatan senjata di Gaza telah dianggap sebagai "sebuah peluang" dan "bagian kritis" untuk membangun atas Perjanjian Abraham.
JD Vance 'optimis' soal gencatan senjata Gaza akan bertahan setelah pertemuan dengan Netanyahu
Wakil Presiden AS JD Vance bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kantor Perdana Menteri di Yerusalem, 22 Oktober 2025. / Reuters
22 Oktober 2025

Wakil Presiden AS, JD Vance, menyatakan optimisme terkait pelaksanaan dan hasil dari kesepakatan gencatan senjata di Gaza pada hari Rabu.

“Saya optimis bahwa gencatan senjata ini akan bertahan dan bahwa kita benar-benar dapat membangun masa depan yang lebih baik di seluruh Timur Tengah. Namun, itu membutuhkan kerja keras,” kata Vance kepada wartawan setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di kantornya di Yerusalem.

“Saya hanya, setelah melihat apa yang telah dibangun dalam tujuh hari terakhir, saya pikir kita berada di jalur luar biasa untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” tambahnya.

TerkaitTRT Indonesia - Israel hancurkan 83 persen wilayah Kota Gaza: PBB

Vance mencatat bahwa gencatan senjata di Gaza dianggap sebagai “sebuah peluang” dan “bagian penting” untuk membangun lebih lanjut pada Kesepakatan Abraham.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa ia telah membahas dengan Wakil Presiden AS mengenai rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan serta keamanan di Gaza di bawah kesepakatan gencatan senjata.

Vance dijadwalkan bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, pada hari yang sama, menurut media Israel.

Wakil presiden tersebut tiba di Israel pada hari Selasa untuk kunjungan tiga hari guna mengawasi pelaksanaan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober di Gaza dan membahas fase kedua dari rencana Presiden AS Donald Trump dengan pejabat senior Israel.

Fase pertama mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Sejak Oktober 2023, perang yang dilakukan Israel telah menewaskan lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.300 lainnya, menurut kementerian kesehatan di Gaza.

TerkaitTRT Indonesia - UNRWA: Pengusiran, kekerasan Israel di Tepi Barat meningkat meski gencatan senjata di Gaza

SUMBER:AA