Penguatan hubungan diplomatik dan kerjasama strategis antara Turkiye dan Indonesia telah menghasilkan keuntungan ekonomi, dengan ekspor Turkiye ke Indonesia meningkat 56,5 persen year-on-year menjadi $317,4 juta dalam delapan bulan pertama tahun 2025, menurut data dari Majelis Eksportir Turkiye (TİM).
Produk pertambangan menduduki puncak daftar ekspor dengan nilai $56,2 juta, peningkatan signifikan sebesar 45 persen dari tahun sebelumnya, kemudian diikuti oleh sereal, kacang-kacangan, dan biji minyak sebesar $33,7 juta, dan tembakau sebesar $22,6 juta.
Bahan kimia dan mesin juga merupakan sektor ekspor unggulan. Pertumbuhan paling tajam berasal dari produk pertambangan, tembakau, logam dan baja, dan produk-produk pendingin udara.
Peningkatan angka ekspor dipimpin oleh Ankara dengan nilai $140,7 juta, sementara Istanbul menyumbang $99,4 juta, Izmir $23,7 juta, Adana $9,6 juta, dan Antalya $7,2 juta.

Momentum ekonomi dan diplomasi
Lonjakan perdagangan terjadi di tengah meningkatnya dialog politik dan diplomatik antar kedua negara.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Indonesia pada Februari 2025 dalam rangka kunjungan kerja inisiatif “Asia Anew”-nya. Dalam kunjungannya, Erdogan menghadiahkan mobil listrik domestik Turkiye TIGG kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Prabowo membalas kunjungan tersebut dengan pertemuan di Ankara pada bulan April, dan kedua pemimpin berjanji untuk bekerja sama lebih erat. Setidaknya 12 poin kerjasama antara Indonesia-Turkiye ditandatangani yang berfokus pada industri strategis, pertahanan dan perdagangan.
Erdogan memuji sikap Indonesia terhadap Palestina, dengan mengatakan: "Kami akan terus bekerja sama dengan Indonesia di periode mendatang untuk membangun kembali Gaza dan membela perjuangan Palestina."
Sementara itu, Subianto menggarisbawahi nilai-nilai bersama antara kedua negara: "Sebagai kedua negara, kami ingin menjadi kekuatan positif di dunia Islam. Dalam hal ini, kami juga harus memikul tanggung jawab ini."
Pada resepsi Hari Kemerdekaan Indonesia di Ankara bulan lalu, Wakil Presiden Cevdet Yilmaz menekankan bahwa hubungan industri pertahanan dan militer antara kedua negara telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang memperkuat dimensi strategis hubungan bilateral.
75 tahun hubungan diplomatik
Tahun ini juga menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Turkiye-Indonesia.
Doğan Karadeniz, Ketua Dewan Bisnis Turkiye-Indonesia di DEIK, mengatakan bahwa peningkatan kontak diplomatik dan proyek bersama di bidang pertahanan dan energi sedang meletakkan dasar bagi kerja sama jangka panjang.
"Struktur ekonomi yang saling melengkapi dan persahabatan historis antara kedua negara memberikan fondasi yang kuat bagi kemitraan yang tidak hanya akan membentuk masa kini tetapi juga masa depan," ujar Karadeniz.
Ia menambahkan bahwa peran Indonesia sebagai satu-satunya anggota ASEAN di G20 menjadikannya mitra prioritas dalam strategi Asia Baru dan Negara-Negara Jauh Turkiye.
Karadeniz juga menyoroti kemajuan Turkiye di industri pertahanan, dengan menyebut proyek-proyek seperti KAAN sebagai pendorong penting kerja sama di masa depan.
