Kementerian Keuangan Jepang telah mengumumkan bahwa mereka akan mendirikan fasilitas investasi di bank pembangunan milik negara untuk mendukung paket investasi senilai $550 miliar yang disepakati dalam perjanjian tarif dengan Washington.
Jepang dan Amerika Serikat menandatangani nota kesepahaman bulan ini terkait rincian paket tersebut, yang menyatakan bahwa investasi akan difokuskan pada sektor-sektor seperti semikonduktor, logam, farmasi, energi, dan pembuatan kapal.
Investasi ini direncanakan selesai pada Januari 2029, yang bertepatan dengan akhir masa jabatan presiden Donald Trump.
Paket investasi Jepang akan mencakup ekuitas, pinjaman, dan jaminan pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Nippon Export and Investment Insurance (NEXI), yang keduanya merupakan lembaga milik negara.
Fasilitas baru di JBIC ini akan memberikan dukungan finansial untuk ekspansi luar negeri oleh perusahaan-perusahaan Jepang di industri yang secara strategis penting bagi keamanan ekonomi Jepang, menurut pernyataan dari kementerian tersebut.
Kementerian juga menyebutkan bahwa mereka telah merevisi peraturan terkait JBIC untuk memperluas cakupan investasinya di negara-negara maju, termasuk di sektor otomotif dan farmasi.
Sebelumnya, peraturan tersebut membatasi cakupan investasi JBIC di negara maju hanya pada sektor-sektor tertentu dibandingkan dengan investasi di negara-negara berkembang.
