Kementerian energi Kazakhstan mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan mengalihkan sebagian minyak dari ladang minyak besar Kashagan ke China setelah serangan drone Ukraina terhadap terminal Konsorsium Pipa Kaspi (CPC) di Laut Baltik bulan lalu.
Keputusan itu diumumkan setelah dua sumber mengatakan kepada Reuters awal pekan ini bahwa Kazakhstan berencana memasok 50.000 metrik ton minyak mentah ke China pada Desember dari Kashagan untuk pertama kalinya setelah serangan Ukraina yang merusak terminal CPC bulan lalu.
CPC, yang menyumbang 1 persen pasokan minyak mentah global dan terdiri dari pemegang saham Rusia, Kazakhstan, dan AS, terpaksa mengurangi ekspor karena bagian penting dari infrastruktur pemuatan — single-point mooring (SPM) — rusak dalam serangan itu.
Ukraina telah meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia sejak Agustus untuk berupaya mengurangi pendanaan bagi tentara Rusia, tetapi keputusan menyerang fasilitas CPC telah dikutuk oleh Kazakhstan dan Kremlin, mengingat signifikansi internasionalnya dan keterlibatan pihak asing.
Sebagian besar minyak dari Kashagan biasanya diekspor melalui CPC ke terminal yang rusak di pelabuhan Laut Hitam Rusia, Novorossiysk, untuk pengiriman selanjutnya.
Langkah pencegahan diambil
Kementerian energi Kazakhstan mengatakan serangan Ukraina terhadap terminal laut CPC tidak menyebabkan penghentian ekspor secara total.
"Saat ini, Kementerian, bersama dengan pengirim, sedang melakukan pekerjaan mendesak untuk mendistribusikan kembali volume minyak," kata kementerian itu.
"Langkah-langkah juga telah diambil untuk mengalihkan sejumlah volume minyak Kashagan ke China."
Ladang lepas pantai Kashagan, salah satu penemuan terbesar di dunia dalam beberapa dekade terakhir, sedang dikembangkan oleh Eni, Shell, TotalEnergies, ExxonMobil, KazMunayGaz, Inpex, dan CNPC.








