DUNIA
2 menit membaca
Indonesia dan Rusia percepat finalisasi MoU jelang INNOPROM 2026
Dua negara mempercepat penyelesaian sejumlah kesepakatan strategis untuk memperkuat kolaborasi industri sebelum pameran global INNOPROM 2026 digelar tahun depan.
Indonesia dan Rusia percepat finalisasi MoU jelang INNOPROM 2026
Pada 8 Desember 2025, Menteri Perindustrian Rusia Anton Alikhanov bertemu Menperin RI Agus Gumiwang. Foto: X/@RusEmbJakarta / TRT Indonesia
10 Desember 2025

Pemerintah Indonesia dan Rusia tengah mempercepat penyelesaian sejumlah nota kesepahaman (MoU) sebagai persiapan menuju pameran industri internasional INNOPROM 2026 yang akan digelar Juli tahun depan di Rusia.

Dalam kunjungan kerjanya ke Moskow pada 8 Desember, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa percepatan penandatanganan MoU menjadi fokus utama pembahasan. Hal ini, menurutnya, penting untuk memperluas kolaborasi teknologi, penelitian, dan meningkatkan daya saing industri nasional.

“Finalisasi MoU ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat kerja sama teknologi, riset, serta meningkatkan daya saing industri kita,” ujar Agus, dikutip dari RRI.

Fokus pada industri galangan dan riset chrysotile asbestos

Salah satu MoU yang sedang difinalkan adalah kerja sama pengembangan industri galangan kapal, yang diharapkan memberikan kontribusi signifikan bagi kedua negara. Selain itu, kedua pemerintah juga menyiapkan MoU terkait penelitian penggunaan chrysotile asbestos yang aman.

Kerja sama riset ini sudah berjalan sejak 2024, ditandai dengan pelatihan dua tenaga laboratorium Indonesia yang difasilitasi pemerintah Rusia.

Agus menyebut kerja sama tersebut memberikan manfaat besar bagi sektor manufaktur, pengembangan SDM industri, dan memperluas ruang kolaborasi bilateral.

Tindak lanjut komisi bersama Indonesia–Rusia

Pertemuan bilateral juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi kemajuan dari pertemuan Komisi Bersama Indonesia–Rusia, khususnya dalam kelompok kerja perdagangan, investasi, dan industri. Indonesia mendorong agar langkah konkret segera dijalankan pada sejumlah sektor, mulai dari industri, rantai pasok halal, logistik, standardisasi, pertanian, hingga keuangan.

Di forum internasional, Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap kolaborasi dengan Rusia, termasuk melalui BRICS Centre for Industrial Competences (BCIC).

Menurut Agus, BCIC memiliki potensi besar untuk mendorong pengembangan digitalisasi industri dan kecerdasan artifisial (AI), teknologi mobilitas baru dan sistem transportasi nirawak, pengembangan SDM industri dan IKM, hingga bioindustri dan transformasi digital.

SUMBER:TRT Indonesia