Banjir akibat hujan deras dengan curah tertinggi sepanjang sejarah menewaskan sedikitnya sembilan orang dan menyebabkan lima lainnya hilang di wilayah tengah Vietnam, kata pemerintah pada Rabu.
Enam korban tewas dilaporkan di Danang—kota yang dikenal memiliki salah satu pantai paling populer di negara itu—serta di kota kuno Hoi An, menurut pernyataan pemerintah.
Vietnam kerap dilanda badai dan banjir mematikan yang menyebabkan kerusakan besar, terutama selama musim badai yang berlangsung dari Juni hingga Oktober.
Hujan deras masih mengguyur bekas ibu kota kekaisaran Hue yang masuk daftar warisan dunia UNESCO, serta kota kuno Hoi An. Curah hujan di wilayah tersebut mencapai rekor tertinggi dalam 24 jam terakhir hingga Senin malam, menembus lebih dari 1.000 milimeter.
Foto-foto yang beredar di media pemerintah menunjukkan sebagian besar wilayah Hoi An masih tergenang air, dengan beberapa rumah terendam hingga atap.
Di Hue, 32 dari 40 komune terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter.
Sementara itu di Danang, permukaan air di sebagian besar waduk telah mencapai batas maksimum, dan ketinggian air sungai terus meningkat, menurut laporan pemerintah.
“Banjir luas terus terjadi di daerah dataran rendah di sepanjang sungai dan kawasan perkotaan, dengan risiko tinggi banjir bandang dan tanah longsor di wilayah pegunungan Danang,” demikian pernyataan pemerintah.
Tanah longsor dilaporkan terjadi di beberapa area, memutus akses transportasi dan merusak jaringan listrik. Badan penanggulangan bencana menambahkan, layanan kereta api negara belum dapat beroperasi kembali antara ibu kota Hanoi dan pusat bisnis Ho Chi Minh City setelah dihentikan pada Selasa.
Hujan lebat diperkirakan masih akan mengguyur Vietnam tengah selama dua hari ke depan, dengan curah hujan di beberapa wilayah tetap di atas 400 milimeter sejak Rabu pagi hingga Kamis malam, menurut prakiraan cuaca pemerintah.




















