ASIA
2 menit membaca
BRIN dan Korea Selatan kerja sama riset pangan berbasis sel berkelanjutan
Deputi BRIN, Hendrian, menekankan bahwa fokus kerja sama ini meliputi tiga bidang utama, yakni bioteknologi, kesehatan, dan sistem pangan berkelanjutan. Salah satu proyek prioritas adalah pengembangan kondroitin sulfat menggunakan teknologi sel.
BRIN dan Korea Selatan kerja sama riset pangan berbasis sel berkelanjutan
Simple Planet dan BRIN kolaborasi kembangkan pangan berbasis sel di Indonesia. / BRIN
21 Oktober 2025

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan bioteknologi dari Korea Selatan, Simple Planet, untuk mengembangkan inovasi pangan berbasis sel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kesepakatan ini ditandai melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Jakarta, pada Senin, antara Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian, dan CEO Simple Planet, Dominic Jeong.

Kerja sama ini menjadi bagian penting dalam memperkuat riset dan inovasi bioteknologi pangan di Indonesia, terutama dalam konteks ketahanan pangan nasional dan pengembangan teknologi pertanian seluler (cellular agriculture) yang tengah mengalami kemajuan pesat secara global.

Dominic Jeong, CEO Simple Planet, menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. Ia menjelaskan bahwa perusahaannya mengembangkan bahan pangan alternatif dengan menggunakan sel dari berbagai jenis hewan, seperti sapi, ayam, salmon, dan ikan pipih, untuk menyediakan sumber protein dan lemak yang berkelanjutan. 

Pengembangan pangan berkelanjutan

Simple Planet, yang telah berdiri selama lima tahun, saat ini aktif berkolaborasi dengan berbagai perusahaan makanan global, termasuk Nestle Singapura, CJ, dan Pulmuone. Dominic menyatakan bahwa mereka berniat memulai proyek riset dan pengembangan (R&D) spesifik di Indonesia pada awal tahun depan dan berharap kerja sama ini dapat menghasilkan inovasi yang berdampak signifikan.

Deputi BRIN, Hendrian, menekankan bahwa fokus kerja sama ini meliputi tiga bidang utama, yakni bioteknologi, kesehatan, dan sistem pangan berkelanjutan. 

Salah satu proyek prioritas adalah pengembangan kondroitin sulfat menggunakan teknologi berbasis sel, yang memiliki peran vital dalam pembuatan bahan fungsional dan biofarmasi.

BRIN juga telah mempersiapkan fasilitas pendukung, seperti laboratorium bioteknologi dan kultur jaringan, fasilitas fermentasi, serta laboratorium pengujian pangan yang berlokasi di Yogyakarta, untuk mendukung riset bersama ini. 

Dukungan infrastruktur 

Kerja sama ini juga mencakup pengujian konsep teknologi secara lokal, optimalisasi produksi sel di laboratorium percontohan BRIN, serta studi regulasi bersama otoritas terkait seperti BPOM dan Kementerian Kesehatan. Hal ini bertujuan membangun ruang uji regulasi (regulatory sandbox) yang mendukung inovasi pangan berbasis sel.

Hendrian juga mengapresiasi inisiatif Simple Planet yang membuka dialog kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui skema pendanaan pencocokan (matching fund) untuk mendukung riset bioteknologi di Indonesia. 

Dominic juga menyoroti pentingnya pengembangan produksi protein dan gula berbasis sel sebagai fokus masa depan, serta kesiapan Simple Planet untuk membawa teknologi sertifikasi warna dan proses manufaktur pangan dari Korea Selatan ke Indonesia.

TerkaitTRT Indonesia - Kemenparekraf perkuat jaringan industri kreatif Indonesia–Korea Selatan dengan kolaborasi strategis

SUMBER:TRT Indonesia