BISNIS DAN TEKNOLOGI
3 menit membaca
Mahasiswa Indonesia raih penghargaan TEKNOFEST 2025 dengan inovasi teknologi
Inovasi mahasiswa Indonesia mendapat penghargaan internasional pada Teknofest 2025 di Istanbul. Tiga tim Indonesia mendapatkan penghargaan di bidang SuperApp, aplikasi psikologi, dan kecerdasan buatan.
Mahasiswa Indonesia raih penghargaan TEKNOFEST 2025 dengan inovasi teknologi
Pemberian penghargaan TEKNOFEST 2025 Istanbul. Foto: Nsosyal/Teknofest
14 jam yang lalu

Mahasiswa Indonesia kembali mendapatkan prestasi membanggakan setelah meraih penghargaan international dalam ajang teknologi dan kedirgantaraan terbesar di Turkiye, TEKNOFEST 2025. Bersama ribuan peserta dari seluruh dunia, tiga tim Indonesia berhasil masuk jajaran terbaik dengan proyek inovatif mulai dari SuperApp, aplikasi psikologi berbasis smartwatch, hingga kecerdasan buatan.

Salah satu tim Indonesia, mengembangkan konsep SuperApp yang mengintegrasikan layanan pesan instan, transportasi, pesan makanan, hingga pembayaran dalam satu aplikasi. Tim Pencipta, beranggotakan Muhammad Noufal Rizka Ibrahim, Ananda Pradian Arumdapta, dan Bilal Alfa Guldi, berhasil meraih Juara 3 dalam kategori Nsosyal Super App Creathon Competition.

“Ide utama yang kami tekankan bukan hanya soal banyaknya modul, tapi bagaimana semuanya bisa menyatu secara seamless. Integrasi inilah yang membuat juri terkesan hingga kami terpilih sebagai juara,” ujar Noufal kepada TRT Indonesia.

Dalam hackathon 36 jam nonstop di Istanbul, tim menghadapi berbagai tantangan dadakan, seperti mendesain logo dan menyatukan filosofi ke dalam aplikasi. Namun, strategi persiapan matang membantu mereka beradaptasi.

“Kemenangan ini bukan hanya milik tim, tapi juga semangat seluruh pelajar Indonesia di luar negeri. Bukti bahwa anak bangsa mampu bersaing dan bersinar di level global,” ungkap Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki, organisasi yang menaungi mahasiswa Indonesia di Turkiye dalam bidang akademik, sosial, dan budaya.

Inovasi terapi psikologi

Tim lain, Indovie, meraih penghargaan Juara 2 Most Promising Project in Technological Application in Psychology. Proyek ini menghadirkan intervensi terapi berbasis CBT (Cognitive Behavioral Therapy) secara real-time dengan memanfaatkan sensor smartwatch

Tim beranggotakan Hasri Akbar Awal Rozaq, Ahsanul Iman, Adhilla Salsabila Putri Artha, dan Ly Hoang Nguyen. Tim Indovie menghadirkan aplikasi psikologi berbasis smartwatch yang mampu mendeteksi tanda-tanda fisiologis serangan panik secara real-time melalui sensor detak jantung, HRV, serta aktivitas tubuh.

Inovasi ini juga menawarkan intervensi langsung berupa getaran lembut yang disertai teknik pernapasan dan grounding untuk membantu pengguna mengendalikan emosinya.

“Kami ingin memberikan solusi terapi lewat sensor smartwatch yang membaca detak jantung, mobilitas, hingga HRV, lalu memberikan intervensi berupa getaran halus disertai teknik pernapasan dan grounding,” ungkap Adhila kepada TRT Indonesia.

Meski sempat berpacu dengan waktu, tim tetap menghadirkan prototype yang bisa langsung dicoba. “Momen paling berkesan adalah saat sampai final di Istanbul. Kami masih menyelesaikan coding di booth, tapi Wakil Presiden Turkiye, Cevdet Yılmaz, datang dan menunjukkan ketertarikan. Itu pengalaman yang sangat berharga,” tambahnya.

Garuda AI: Solusi linguistik

Tim Garuda AI yang beranggotakan Hasri Akbar Awal Rozaq, Muhammad Abdan Syakura, Darmawan Wicaksono, dan Ammar Abdurrauf berhasil meraih Juara 3 kategori Artificial Intelligence/LLM melalui proyek HALKAHalk Analizi ve Katılım Ajanı (Agen Analisis dan Partisipasi Publik). HALKA dibangun di atas Large Language Model (LLM) bahasa Turki yang mereka latih sendiri, dengan fitur agentic yang mampu menggunakan berbagai tools eksternal sekaligus menganalisis opini publik secara real-time.

HALKA dirancang dengan pendekatan komprehensif, mencakup fine-tuning LLM menggunakan dataset bahasa Turki yang dikurasi secara khusus, pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) dan analisis sentimen maupun emosi, serta penerapan Retrieval-Augmented Generation (RAG) untuk memperkaya konteks.

“HALKA bukan sekadar chatbot. Sistem ini bisa menganalisis sentimen, mengelompokkan isu publik, dan membantu pengambilan keputusan lebih berbasis data. Tujuannya menjembatani teknologi dan partisipasi masyarakat,” jelas Muhammad Abdan Syakura, ketua tim Garuda AI, kepada TRT Indonesia.

Juri memberikan apresiasi atas kualitas dataset serta pendekatan teknis yang digunakan. Antusiasme juga datang dari pengunjung TEKNOFEST yang mencoba langsung aplikasi HALKA untuk menganalisis opini masyarakat di kota masing-masing.

Ketiga tim menyatakan akan terus mengembangkan proyek mereka. Tim SuperApp menargetkan ekspansi ekosistem digital di Indonesia, Indovie berfokus pada riset lanjutan sekaligus peluang komersialisasi, dan Garuda AI akan memanfaatkan dukungan Teknofest, termasuk akses GPU H100 untuk memperluas riset kecerdasan buatan di berbagai sektor.

TerkaitTRT Indonesia - Pengunjung Teknofest merasakan langsung sistem pertahanan udara 'Steel Dome' Turkiye

SUMBER:TRT Indonesia